Begini Proses 39 WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia di Riyadh

Laban Laisila Suara.Com
Minggu, 25 Oktober 2015 | 14:53 WIB
Begini Proses 39 WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia di Riyadh
Ilustrasi perdagangan manusia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para WNI yang jadi korban perdagangan manusia di Kota Qatif, Provinsi Timur Saudi, 450 kilometer dari Riyadh, ternyata sudah berada di negara telut itu selama dua tahun.

Dari keterangan korban, seperti disampaikan rilis Kementerian Luar Negeri yang diterima suara.com, Minggu (25/10/2015), diketahui bahwa sebagian besar diberangkatkan pada tahun 2013 oleh PT. AP yang berkantor di Cileungsi, Bogor.

Mereka diberangkatkan dengan tujuan ke Bahrain dan dengan janji penghasilan BHD 200 (sekitar Rp7 juta).

 Namun demikian, setibanya di Bahrain para korban diperdagangkan ke Arab Saudi. Di Arab Saudi mereka ditampung di tempat yang sangat tidak layak dan hanya diberikan makan seadanya satu kali sehari.

Mereka dipekerjakan ke rumah-rumah WN Saudi dengan bayaran SAR 250 per hari (sekitar Rp800 ribu perhari) tanpa hari libur. Namun demikian, seluruh uang disetorkan kepada Basma Al-Ghanif dan mereka hanya menerima penghasilan SAR 1.000 perbulan (sekitar Rp3 juta).

Menurut pengakuan korban, mereka sudah berusaha menghubungi perusahaan yang mengirimkan mereka, namun perusahaan tidak mau bertanggungjawab dan hanya memberikan nomor telpon staf KBRI di Manama, Bahrain.

Kepolisian Arab Saudi telah menangkap yang diduga otak pelaku perdagangan manusia, nama Basma Al-Ghanif dan sejumlah orang yang dipandang ikut membantu pelaku. Para pelaku dituntut dengan pasal perdagangan manusia dengan tuntutan penjara maksimal 15 tahun atau denda sebesar SAR 1 juta (Rp. 3,5 miliar).

Seperti diberitakan sebelumnya, 20 WNI korban perdagangan manusia akan tiba hari ini di Bandara Soekarno Hatta, sementara sisanya akan dipulangkan setelah proses administrasi selesai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI