Dikepung Kabut Asap, Warga Palangka Raya Gelar Salat Minta Hujan

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 23 Oktober 2015 | 15:21 WIB
Dikepung Kabut Asap, Warga Palangka Raya Gelar Salat Minta Hujan
Ilustrasi salat minta hujan. (Antara/Saiful Bahri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan Warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat (23/10/2015) pagi melaksanakan Salat Istisqa (minta hujan) di tengah kabut asap tebal.

Salat dan doa bersama yang digelar di halaman Korem 102 Panju Panjung, Palangka Raya, itu diikuti oleh jajaran TNI/Polri, pegawai pemerintah provinsi dan kota, tokoh agama serta masyarakat umum.

Jamaah melaksanakan salat di lapangan terbuka dengan menggunakan masker namun keadaan itu tidak mengurangi kekusyukan jamaah dalam melaksanakan rangkaian ibadah, bahkan sebagian jamah terlihat meneteskan air mata saat memanjatkan doa minta hujan.

H Yamin Muchtar, Lc, dalam ceramahnya mengingatkan para jamaah untuk tidak berputus asa terhadap kondisi Kalimantan Tengah dan Kota Palangka Raya khususnya yang sampai saat ini masih diliputi kabut asap sebagai akibat kebakaran hutan.

"Sebagai umat Islam jangan sampai kita berputus asa terhadap rahmat Allah SWT. Sekarang ini kita juga tidak seharusnya saling menyalahkan karena bencana ini," kata Ketua Forum Kerukunan Antara Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalteng itu.

Akan lebih baik, lanjut dia, jika seluruh elemen masyarakat berusaha dan berdoa bersama-sama agar bencana yang melanda wilayah Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" sejak beberapa bulan itu segera berakhir.

Ia mengatakan, terjadinya kabut asap tersebut tidak lepas dari ulah sekelompok manusia yang melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya.

"Mereka yang serakah, melakukan pembakaran lahan tanpa mempedulikan akibatnya. Orang itu tidaklah mencintai lingkungan sehingga seluruh masyarakat turut merasakan akibat buruk dari perilakunya," katanya.

Untuk itu ia juga meminta oknum yang tidak bertanggung jawab itu tidak melanjutkan perbuatannya.

Selain itu, masyarakat juga diharap agar tetap tabah dan sabar karena keadaan itu disebutnya sebagai bagian dari ujian keimanan.

Sementara itu, Asisten III Sekda Provinsi Kalimantan Tengah bidang Kesra Ketut Widiwirawan mengatakan salat istisqo itu merupakan salah satu upaya dalam menanggulangi bencana kabut asap.

"Jika kita telah melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan secara langsung maka kita juga tidak lupa untuk berusaha dengan berdoa dan berserah diri pada tuhan yang maka kuasa untuk segera diturunkan hujan yang memadamkan seluruh kebakaran yang terjadi," katanya.

Ia pun juga mengatakan, Satuan Petugas Penegakan Hukum akan terus melakukan tindakan tegas terhadap oknum-oknum terbukti melakukan pembakaran lahan dan hutan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI