Akibat ya, lanjut dia, perusahaan harus menanggung kerugian puluhan miliar karena yang seharusnya frekuensi 70 penerbangan sehari dengan adanya kabut asap harus dipangkas jadi 20 penerbangan sehari.
"Penerbangan kita terdampak sampai 60-70 persen, target penumpang pun turun yang tadinya 1,5 juta di akhir tahun menjadi 1,3 juta penumpang," ungkapnya.
Lainnya, Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menyebutkan dengan adanya kabut asap, target kinerja keuangan juga terdampak.
"Pasti terdampak, meski tidak terlalu banyak, tapi secara industri berpengaruh," katanya.
Sunu menyebutkan rute yang paling terdampak, yakni Palembang-Medan dan Pekanbaru-Bandung.
Untuk menanggulangi hal tersebut, dia mengatakan AirAsia membatalkan penerbangan daripada menunda karena karakter kabut asap yang tidak pasti dan cepat berubah.
"Kita 'cancel flight' karena kalau 'delay-delay' gitu secara operasi nggak efisien, lebih baik saya 'cancel' sehingga bisa istirahatkan pesawat," pungkasnya. (Antara)