Suara.com - Sejumlah pakar dalam bidang pencarian bawah laut menyampaikan dugaan yang mengejutkan terkait operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia yang hilang sejak 8 Maret 2014 silam. Mereka mengatakan, tim pencari kemungkinan melewatkan serpihan MH370.
Sebagaimana dilansir Reuters, para pakar dari firma asal AS, Williamson & Associates, mengatakan bahwa citra dasar laut yang dirilis oleh Biro Transportasi dan Keselamatan Australia (ATSB), memiliki kemiripan dengan citra serpihan dari pesawat Air France Flight 447 yang tertinggal di dasar Samudera Atlantik setelah jatuh pada tahun 2009, menewaskan 228 penumpang dan kru.
Citra dasar laut tersebut, sebelumnya dirilis oleh ATSB. Berbeda dengan pendapat para pakar di atas, ATSB memastikan bahwa serpihan di dasar samudera itu tidak berkaitan dengan MH370.
Para pakar yang pernah terlibat dalam beberapa operasi pencarian dasar laut mengatakan, kapal Fugro NV yang ditugaskan melakukan pencarian, dapat dengan mudah melewatkan serpihan pesawat di dasar laut. Pasalnya, menurut mereka, para kru kapal Fugro NV bukanlah orang-orang yang berpengalaman dalam pencarian semacam ini. Terlebih lagi, para kru, masih menurut para pakar, menggunakan teknologi yang tidak tepat.
Para pakar dari Williamson and Associates meyakini bahwa jejak serpihan yang didapat dari hasil pindaian sonar Fugro mirip dengan bangkai pesawat lain, demikian mereka sampaikan dalam makalah riset yang didapat oleh Reuters.
"Kami yakin bahwa target dengan karakteristik semacam ini harus diselidiki sebagai prioritas tinggi," demikian kata para pakar seperti ditulis dalam makalah tersebut.
Menanggapi klaim pakar dari Williamson and Associates, ATSB mengatakan bahwa ahli geofisika, spesialis sonar, dan tim pengawas kualitasnya sudah memastikan data sonar tersebut bukanlah serpihan pesawat. Mereka yakin bahwa bentukan di dasar laut itu serupa dengan formasi bebatuan yang ada di sekitarnya.
"Berdasarkan analisis semua data, tidak ada indikasi bahwa bentukan itu memiliki karakter dari serpihan pesawat," kata ATSB.
Furgo, ketika dimintai konfirmasi, belum menjawab.
ATSB mengatakan, pada tanggal 23 September, kapal Fugro Discovery akan kembali mensurvei lokasi-lokasi yang dinilai mencurigakan.
Beberapa pakar lain mengatakan, sebaiknya ATSB menggunakan kendaraan bawah laut nirawak (AUV) untuk memeriksa lokasi-lokasi tersebut. Mereka berpendapat, AUV bisa memberikan data akurat kendati tidak bisa dipakai pada cuaca buruk.
Williamson and Associates adalah satu dari beberapa kontraktor survei kelautan yang mengikuti tender pencarian MH370, namun ditolak.
Hingga saat ini baru satu jejak pesawat yang ditemukan, yakni potongan flaperon sayap pesawat. Flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion tersebut dipastikan berasal dari MH370. (Reuters)