Suara.com - Sekitar 10 orang tewas dan lima orang lagi cedera saat Topan Koppu, yang secara lokal dinamakan Lando, menerjang Filipina Utara pada hari kedua, demikian laporan pemerintah pada Senin malam (19/10/2015).
Hingga pukul 12.00 waktu setempat, Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional menyatakan sebanyak 283.486 orang terpengaruh di Wilayah Ilocos, Cagayan, Luzon Tengah, Calabarzon, Bicol dan Wilayah Administrasi Cordillera, dan 36 ruas jalan serta 18 jembatan tetap tak bisa dilewati.
Angin kencang dan hujan lebat mengakibatkan gangguan pasokan listrik di tiga kota besar dan 65 kota praja di Luzon, seperti dilansir Xinhua. Cuaca buruk juga mengakibatkan pembatalan 48 penerbangan, sehingga lebih dari 5.000 penumpang dan 215 barang terdampar.
Kebanyakan saluran komunikasi di Luzon telah pulih kecuali di Casiguran, Aurora, tempat Topan Koppu mendarat pada Minggu (18/10/2015) pagi.
Akibat cuaca buruk, kegiatan belajar-mengajar dibekukan dan kantor pemerintah telah ditutup di sebagian besar Filipina Utara.
Topan Koppu bergerak secara perlahan dan diperkirakan terus mendatangkan hujan lebat di sepanjang jalurnya, kata Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Senin.
Kepala Kantor PBB bagi Pengurangan Resiko Bencana Margareta Wahlstrom memuji pemerintah karena upayanya dalam mengurangi korban jiwa dan jumlah orang yang terpengaruh oleh topan itu.
"Komunikasi mengenai peringatan dini di Filipina telah meningkat secara mencolok sejak Topan Haiyan merenggut lebih dari 6.000 nyawa pada November 2013," kata Margareta Wahlstrom di dalam satu siaran pers.
Sementara itu Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam satu taklimat di Markas Besar badan dunia tersebut, "PBB bekerjasama dengan Pemerintah Filipina untuk melakukan penilaian cepat mengenai keperluan untuk lebih memahami dampak kemanusiaan akibat Topan itu."
Dana Anak PBB telah mengatur pasokannya buat 12.000 keluarga, termasuk tablet penjernih air, peralatan kesehatan, obat, pasokan sekolah, makanan sehat, tenda dan generator, kata Dujarric. (Antara/Xinhua-OANA)