Dirkrimum Polda: Nggak Ada Wawancara Jam Segini, Ganggu Banget

Siswanto Suara.Com
Senin, 19 Oktober 2015 | 01:24 WIB
Dirkrimum Polda: Nggak Ada Wawancara Jam Segini, Ganggu Banget
Sabhara Polda Metro Jaya [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti merasa terganggu saat hendak dimintai pernyataan resmi terkait apakah status siaga satu untuk keamanan Jakarta usai laga final Piala Presiden 2015 dicabut atau belum pada Senin (19/10/2015) dini hari.

"Nggak ada wawancara jam segini. Mengganggu banget," kata Krishna saat dihubungi Suara.com melalui telepon.

Seperti diketahui, sepanjang Minggu (18/10/2015), Polda Metro Jaya menetapkan status siaga satu untuk keamanan Ibu Kota Jakarta.

Status ini diterapkan dengan alasan polisi tidak mau kecolongan aksi anarkis terkait laga final Piala Presiden 2015 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, yang mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC.

Sebagian warga menganggap status tersebut perlu diberlakukan untuk menjamin keamanan Ibu Kota. Tapi, sebagian warga Jakarta menilai penetapan status tersebut berlebihan dan tidak ada jaminan Jakarta benar-benar tidak terjadi aksi anarkis.

Sepanjang hari Minggu terjadi beberapa kali aksi anarkis. Beberapa kelompok remaja bisa melewati pengamanan aparat kepolisian di sekitar Senayan. Mereka melakukan penyerangan dengan melempar batu ke arah suporter kesebelasan Persib Bandung, meski kemudian berhasil dihalau dan sebagian ditangkap.

Merespon aksi anarkis, anggota Polda Metro Jaya melakukan penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang mereka curigai terlibat aksi anarkis. Tapi, ternyata yang ditangkap tak semua terlibat. Beberapa orang yang dibawa ke Polda Metro Jaya mengaku jadi korban salah tangkap.

"Saya tadi hanya pengen nonton Sriwijaya, saya mau masuk di pintu X, tapi pas antri beli tiket di dekat saya ada rombongan Jakmania lari-lari digebukin polisi. Lalu saya ikut ditangkap," kata Rizki Setiawan (16) di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yuda (22). Pedagang air mineral ini juga ditangkap polisi padahal waktu itu ia berjualan.

"Saya jualan jualan air mineral Aqua. Tadi pas rusuh situasi ramai, saya ikut lari dan ditimpukin," ujarnya.

REKOMENDASI

TERKINI