Suara.com - Ratusan pemuda yang ditangkap di Stadion Utama Gelora Bung Karno, malam ini dikumpulkan di Markas Polda Metro Jaya. Mereka ditangkap karena diduga terlibat aksi anarkis dengan melempari suporter Persib Bandung, Bobotoh, dan mobil polisi dengan batu. Selain itu, sebagian ditangkap karena kedapatan membawa senjata tajam di Senayan.
Menurut pengamatan Suara.com, mereka diangkut menggunakan truk ke Polda secara bertahap.
Sesampai di halaman Polda, mereka diminta turun dan diminta maju sambil berjongkok menuju aula Sabhara.
Polisi juga meminta mereka membuka baju. Tidak hanya itu, polisi juga meminta mereka mencopot aksesoris maupun berbagai bentuk atribut yang dipakai, seperti syal, gesper, dan bendera.
"Copot sepatu, gesper dan yang bawa korek, rokok kumpulin," kata seorang anggota polisi.
Setelah itu, petugas mendata identitas mereka, mulai dari nama, usia, alamat, dan nomor keluarga.
"Tulis nama, alamat dan nomor telepon orangtua. Kalau nggak dijemput nggak boleh pulang," kata anggota polisi.
Mereka umumnya masih pelajar. Ada yang masih SD, SMP, dan SMA.
Akibat aksi anarkis yang dilakukan sebagian dari kelompok remaja itu, sejumlah mobil dan bus rusak parah. Barang dagangan pedagang kaki lima pun rusak karena tumpah setelah ditendang.
Sementara itu di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno, saat ini pertandingan yang ditunggu-tunggu sudah berlangsung. Beberapa menit setelah babak pertama dimulai, Sriwijaya FC kebobolan satu gol.