Suara.com - Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Sony Dwi Kuncoro mengaku mengandalkan pengalaman sebagai bekal menghadapi pertandingan putaran final turnamen Taiwan Terbuka 2015.
"Saya tidak memikirkan lawan seperti apa. Saya adalah pemain berpengalaman, mungkin itu keunggulan saya. Saya akan tampil lebih sabar dan tidak terlalu mengebu-gebu untuk menang," kata Sony di Taipei, Taiwan, seperti dilansir Tim Humas dan Media Sosial Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam situs resmi mereka, Sabtu malam.
Sony berhasil melangkah ke putaran final turanmen tingkat grand prix itu setelah mengalahkan sesama tunggal putra Indonesia Simon Santoso di semifinal yang berlangsung selama 43 menit dengan skor 21-14, 21-16.
Wasit dalam pertandingan Sony dan Simon memberikan kartu kuning untuk kedua mantan atlet PBSI itu karena menganggap keduanya mengulur waktu pertandingan.
"Saya tidak tahu mengapa kami dianggap mengulur waktu. Saya rasa tidak demikian. Saya senang dapat melaju ke final karena Simon juga pemain berpengalaman. Tapi, kami dulu sering berlatih bersama sehingga tahu pola permainan masing-masing," kata Sony.
Sony menjadi wakil Indonesia yang masuk putaran final pada nomor tunggal putra turnamen berhadiah total 50 ribu dolar AS itu setelah Simon dan Ihsan Maulana Mustofa terhenti pada semifinal.
Pada putaran final, atlet Indonesia berusia 31 tahun itu akan menghadapi wakil tuan rumah yang merupakan pemain unggulan lima Tzu Wei Wang. Pada laga semifinalnya, Tzu mengalahkan Ihsan dalam pertandingan selama 53 menit dengan skor 21-10, 8-21, 21-15. [Antara]
Hadapi Final Taiwan Terbuka, Sony Andalkan Pengalaman
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Minggu, 18 Oktober 2015 | 07:46 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Siap Tempur! Tim Bulutangkis Indonesia Jajal Venue Olimpiade Paris 2024
26 Juli 2024 | 13:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI