Kebakaran Hutan di Seram Musnahkan Rumah Pohon Milik Adat

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 17 Oktober 2015 | 13:21 WIB
Kebakaran Hutan di Seram Musnahkan Rumah Pohon Milik Adat
Ilustrasi kebakaran hutan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men LH), Siti Nurbaya, intensif mengkonfirmasi Gubernur Maluku, Said Assagaff, terkait kebakaran hutan di Pulau Seram.

"Ibu menteri intensif memantau perkembangan kebakaran hutan yang sempat diinformasikan mencapai 40.000 - 50.000 hektare di Pulau Seram," kata Gubernur, di Ambon, Sabtu (17/10/2015).

Padahal, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal yang terbakar hanya 1.000 hektare lebih.

Karena itu, Bupati Maluku Tengah telah diarahkan berkoordinasi dengan personil TNI untuk memadamkan api yang kenyataan sulit dijangkau lokasinya.

Lokasi kebakaran berada di kawasan gunung yang tinggi dengan jurang terjal sehingga sulit dijangkau untuk dipadamkan.

Apalagi, kebakaran disulut hembusan angin kencang sehingga api menjalar cepat.

"Terpenting penanganan para korban, terutama kebutuhan makanan yang telah dipasok ke lokasi - lokasi penampungan," ujarnya.

Bahkan, kebutuhan makan komunitas adat terpencil (KAT) Huaulu diarahkan agar menyiapkan umbi-umbian, karena mereka tidak terbiasa mengonsumsi beras.

Permukiman (KAT) Huaulu yang biasanya disebut "rumah pohon" juga dilahap si jago merah.

KAT Huaulu selama ini menetap dalam rimbunan pohon sebagai rumahnya. Namun kini pohon-pohon tersebut sudah terbakar sehingga dengan sendirinya "rumah pohon" pun telah musnah.

Saat ini mereka tersebar di Yamalise, Tiluba dan Laihaha. Karena tidak terbiasa bermukim dalam rumah, maka pasti mereka mengalami guncangan sosial jika harus menempati tenda-tenda darurat atau rumah-rumah pengungsian.

Gubernur memastikan, kebakaran hutan di Pulau Seram belum mengganggu aktivitas penerbangan.

"Kita bisa lihat kepulan asap belum mengganggu aktivitas masyarakat jika dibanding di Pulau Sumatera maupun Kalimantan. Namun, tidak berarti lalai mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lanjutan," jelasnya.

Sebelumnya, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal, mengatakan, pihaknya telah optimal melakukan upaya penanganan kebakaran hutan yang terjadi di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, baik dari sisi pemenuhan kebutuhan pangan kepada warga masyarakat yang menjadi korban, terutama bagi mereka yang perkebunannya terbakar maupun upaya pemadaman api.

"Kondisi hutan dengan medan yang sulit serta jarak tempuh ke titik api sangat sulit dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor membuat api belum dapat dipadamkan," terangnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI