Pada pukul 15.00 dengan didampingi Wendra dan Aldy dari LBH Padang serta Ebe. Tom Iljas sampai di Imigrasi Padang. Kami harus menunggu 10 menit karena keputusan sedang di review. Penyidik, Bapak Jeffry mengatakan bahwa dua rekomendasi telah diberikan ke pimpinan:
1. Menghentikan pemeriksaan
2. Deportasi.
Dari interogasi yang dilakukan, yang kami tangkap dalam visa wisata yang dimiliki oleh Tom, Tom Iljas berhak mengabadikan pantai dan keindahan alam, apalagi itu kampung halamannya sendiri.
Sepuluh menit kemudian, kami mendapatkan berita yang mengejutkan.
Tom Iljas dideportasi dan kena daftar cekal
Bagi kami keputusan tersebut menjadi sangat mengejutkan.
Menurut kami, Tom Iljas ingin ziarah mungkin untuk yang terakhir kali di Makam Ayah dan Ibunya.Kuburan massal Ayahnya, adalah salah satu kuburan massal yang ada dalam laporan Komnas HAM. Namun niat itu terkubur sudah karena deportasi tersebut diikuti oleh daftar cekal, yang memungkinkan Tom tak bisa kembali lagi ke Indonesia.
Tom Iljas, orang minang, pemuda yang dikirim mewakili Salido, dicabut hak kewarganegaarannya pada tahun 1965 dan kini di usianya yang senja, diusir oleh negara dari tanah kelahirannya sendiri. Dari Kampungnya sendiri. Bagi kami ini adalah sebuah kejahatan kemanusiaan. Ironis.
Pada sore hari Setelah mendapatkan kepastian tiket dan dapat diisued, maka Tom Iljas menjalani foto dan penyelesaian administrasi untuk exit permit. Pukul 20.30 kami meninggalkan kota Padang dengan dikawal oleh dua petugas imigrasi yang juga ikut ke Jakarta. Pukul 10 malam, Ebe, Tom Iljas dan dua orang petugas imigrasi Padang tiba di Jakarta. Wakil Duta Besar SWEDIA menemui rombongan di ruang kedatangan bandara Soekarno Hatta. Ia memberikan dukungan penuh kepada Tom Iljas.