Suara.com - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi tidak mau ambil pusing dengan tingkat popularitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang jauh lebih unggul darinya dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada bulan Agustus 2015 jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI tahun 2017.
Sanusi yang namanya juga digadang-gadang akan dicalonkan Partai Gerindra untuk bertarung di Pilgub DKI tahun 2017 melawan Ahok itu menanggapi hasil survei tersebut dengan santai.
"Saya mau kasih tahu ya, Gubernur DKI yang nggak populer itu bukan Gubernur DKI," kata Sanusi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2015).
Adik dari Ketua DPD DKI Gerindra Mohamad Taufik itu lalu mengenang fenomena yang terjadi pada pertarungan di Pilgub DKI tahun 2012 silam. Ketika itu, pasangan Joko Widodo dan Ahok mampu melengserkan gubernur incumbent Fauzi Bowo (Foke) yang notabene lebih tenar di Jakarta.
"Sejauh mana Ahok dikenal 2012 dibandingkan dengan Foke yang dulu sangat populer? Tapi hati-hati implikasi orang populer bisa jadi orang tidak suka, bisa jadi orang suka," ujarnya.
Sanusi juga meyakini, akan ada banyak kejutan pada Pilgub DKI tahun 2017 nanti.
"Hati-hati. Pengalaman sejarah itu ada. Coba saat 2012 lalu, ada nggak orang kenal dengan Ahok, KTP aja waktu itu dia nggak bisa kumpulin kok (buat maju melalui independen). Makanya ke Gerindra," ujarnya.
"Artinya, popularitas itu tidak bisa menjamin. Seperti yang saya bilang tadi bagaimana popularitas Foke 2012 lalu, tapi nggak menang juga. Karena apa, dia incumbent dan dia gubernur DKI," Sanusi menambahkan.