Tragedi Aceh Singkil, Kapolri Minta Warga Waspada SMS Provokatif

Rabu, 14 Oktober 2015 | 11:04 WIB
Tragedi Aceh Singkil, Kapolri Minta Warga Waspada SMS Provokatif
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menduga setelah terjadi bentrok antar warga di Aceh Singkil, Aceh, akan ada pihak yang memanfaatkannya dengan menyebarkan pesan-pesan provokatif.

"Dalam situasi seperti ini biasanya berkembang SMS yang sifatnya memprovokasi‎," kata Badrodin di Jakarta, Rabu (14/10/2015) malam.

Itu sebabnya, ia mengimbau masyarakat tidak terpancing dengan terpaan pesan provokatif tersebut.

Badrodin meminta masyarakat tahan diri dan menyerahkan penanganan kasus tersebut ke aparat penegak hukum.

‎"Oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menahan diri agar jangan sampai masyarakat terpancing oleh provokasi yang disebarluaskan melalui SMS-SMS. Saya berharap masalah ini diselesaikan dengan cara damai dan dengan prosedur hukum yang berlaku," ujarnya.

Polri, kata Badrodin, sedang menangani kasus ini. Polisi akan mencari siapa sesungguhnya di balik bentrok tersebut.

Bentrokan antar warga di Aceh Singkil terjadi pada Selasa (13/10/2015) siang.

Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Pol Agus Rianto dalam pesan singkat kepada Suara.com menjelaskan kronologis peristiwa bermula dari sekitar 800 orang dari kelompok warga di luar Desa Suka Makmur , Simpang Kanan, ngotot merobohkan gereja di desa tersebut.
“Kronologis singkat ada sekelompok warga yang beragama Islam meminta pemerintah lakukan penertiban tempat ibadah yang ada di wilayah Singkil, karena sesuai dengan kesepakatan tahun 1979 seharusnya hanya lima, namun sekarang ada 23,” kata Agus.

Pemerintah daerah, kata Agus, sebenarnya akan menertibkan bangunan pekan depan. Namun, massa tak sabar.

“Rencananya pemda untuk penertiban akan dilaksanakan pada hari Senin mendatang, namun masyarakat tak sabar dan melakukan pengrusakan,” kata Agus.

Aksi sekelompok warga tersebut mendapat perlawanan dari warga lain dan timbul korban.

“Ada yang meninggal dunia dan luka,” kata Agus.

Korban yang meninggal tercatat satu orang, sedangkan lima orang lainnya luka.

REKOMENDASI

TERKINI