Pascabentrok, Sebagian Warga Aceh Singkil Mengungsi ke Sumut

Rabu, 14 Oktober 2015 | 10:42 WIB
Pascabentrok, Sebagian Warga Aceh Singkil Mengungsi ke Sumut
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pascabentrokan antar warga di Simpang Kanan, Aceh Singkil, NAD kemarin Selasa (13/10/2015) sebagian warga ketakutan dan mengungsi ke wilayah Sumatera Utara. ‎Aparat Kepolisian juga telah menambah kekuatan untuk menjaga keamanan supaya tidak terjadi bentrok susulan.

"Oleh karena itu, langkah-langkah Polri disamping pasukan yang sudah ada tuk pengamanan di sana, diperkuat dengan Brimob satu SSK (satuan setingkat kompi). Pasukan tambahan dari Brimob sudah berangkat dari Banda Aceh menuju Singkil," kata Badrodin ‎saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Patimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2015) malam.

Selain itu, aparat kepolisian juga mengerahkan pasukan untuk menjaga keamanan di tiga jalur perbatasan antara Aceh Singkil ke Sumatera Utara, diantaranya perbatasan dengan Tapanuli Tengah, Fak-fak Barat, dan Dairi.‎ Sehingga tidak ada pergerakan massa yang masuk dari wilayah Sumatera Utara menuju lokasi, Aceh Singkil.

"Kami melakukan penyekatan di tiga wilayah perbatasan antara Sumatera Utara dengan Aceh Singkil. Penyekatan di tiga jalur perbatasan ini dilakukan agar jangan sampai terjadi kegiatan (pergerakan massa) yang masuk dari Sumut ke Aceh Singkil," terangnya.

Kendati demikian, lanjut Badrodin, pergerakan massa dari Sumut ke Aceh Singkil itu tidak ada. Namun pihaknya tetap waspada dan mengantisipasi. Ia juga mengakui ada sebagian masyarakat yang mengungsi dari Aceh Singkil ke Sumut untuk mengamankan diri paska bentrokan tersebut.

"Kami lakukan antisipasi, gerakan (massa dari luar) itu tidak ada‎. Memang ada sebagian masyarakat yang mengungsi dari Singkil ke Sumut. Jumlahnya belum tahu, tapi tidak terlalu banyak," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, bentrokan dua kelompok warga itu kini sudah terkendali. ‎Bentrokan itu terjadi pukul 12.00 Wib siang.

Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Pol Agus Rianto dalam pesan singkat kepada suara.com menyampaikan, kronologis peristiwa bermula dari sekitar 800 orang dari kelompok warga di luar Desa Suka Makmur , Simpang Kanan, yang ngotot untuk merobohkan gereja di desa tersebut.

“Kronologis singkat ada sekelompok warga yang beragama Islam meminta pemerintah lakukan penertiban tempat ibadah yang ada di wilayah Singkil, karena sesuai dengan  kesepakatan tahun 1979 seharusnya hanya 5 namun sekarang ada 23,” jelas Agus.

Pemerintah daerah sendiri, menurut Agus, akan mengeksekusinya pada pekan depan. Namun, massa rupanya sudah tak sabar.

“Rencananya pemda untuk penertiban akan dilaksanakan pada hari Senin mendatang, namun masyarakat tak sabar dan melakkukan pengrusakan,” tambah Agus lagi.

Aksi kelompok ini langsung mendapat perlawanan dari warga lainnya dan mengakibatkan bentrokan berdarah.

“Ada yang meninggal dunia dan luka,” kata Agus.

Adapun korban akibat bentrokan mencapai lima orang dan satu diantaranya meninggal dunia karena terkena tembakan di wajahnya yang diduga berasal dari senjata rakitan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI