Suara.com - Insiden kekerasan kembali terjadi di Kota Yerusalem pada hari Selasa (13/10/2015). Sedikitnya tiga orang meninggal dunia sementara beberapa lainnya terluka dalam aksi penembakan dan penikaman yang ditujukan kepada warga Israel.
Dalam salah satu insiden, satu orang bersenjata memberondongkan tembakan ke sebuah bus. Serangan ini merupakan serangan pertama yang menggunakan senjata api dalam kerusuhan yang sudah berlangsung selama dua pekan.
Pada serangan tersebut, seorang pelaku menggunakan pistol, sementara seorang lainnya menggunakan pisau di tangan kiri dan kanannya. Mereka menyerang 15 orang di dalam bus tersebut.
Dua warga Israel tewas, termasuk seorang lansia berusia 60 tahun. Sementara itu, sekitar 10 lainnya terluka.
Salah satu penyerang ditembak mati petugas kepolisian, sedangkan seorang lainnya mengalami luka-luka.
"Saya berada di dalam rumah dan saya mendengar sekitar 20 hingga 30 tembakan antara polisi dan teroris," kata seorang lelaki yang bermukim di wilayah tersebut.
Dalam sebuah serangan lainnya di permukiman Yahudi ultra Ortodoks, seorang penyerang memacu mobilnya ke kerumunan orang yang sedang menunggu bus. Si penyerang membawa senjata berupa sebilah pisau.
Sedikitnya satu orang tewas, sementara delapan lainnya mengalami cedera. Si penyerang juga dilaporkan mengalami luka-luka.
Serangan-serangan di Yerusalem terjadi pascainsiden penusukan yang dilakukan warga Palestina terhadap seorang pejalan kaki di Tel Aviv. Polisi menyebut, pelaku adalah pemuda Palestina berusia 22 tahun dari Yerusalem timur. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah dihakimi massa.
Meningkatnya frekuensi serangan, baik dalam bentuk penusukan maupun protes yang berujung ricuh, menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gerakan skala besar Palestina yang ketiga. Gerakan tersebut dikenal dengan sebutan gerakan Intifada.