Suara.com - Ratusan orang kelompok penyerang di Aceh Singkil sempat bentrok dengan polisi setelah membakar rumah ibadah di Desa Suka Makmur, Simpang Kanan, Aceh Singkil, NAD.
Dari keterangan Mabes Polri yang diterima suara.com, Selasa (13/10/2015), sekitar 800 orang kelompok penyerang dari Desa Lipat Kajang Bawah, Simpang Kanan menuju Kecamatan Gunung Meriah.
Setibanya di Desa Suka Makmur, massa membakar gereja HKI yang dituding illegal dan terjadi ketegangan dengan polisi.
Saling lempar antara massa dengan aparat tak terhindarkan saat mobil pemadam mencoba memadamkan api yang melahap bangunan gereja. Polisi dlempari batu dan dibalas dengan tembakan peringatan.
Setelah bentrok dengan polisi, massa melanjutkan perjalanan ke Desa Sianju-anju, Gunung Meriah, untuk membakar gereja lainnya di Desa Kedangguran, namun warga setempat sudah berjaga dan melawan sehingga pecah bentrokan.
Pada bentrokan kedua inilah sempat terdengar letusan senjata dan aparat terlibat lagi untuk memisahkan dua kelompok.
Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Polisi Agus Rianto yang dihubungi suara.com membenarkan ada lima orang korban akibat bentrokan dan salah satu diantaranya tewas.
“Ada yang meninggal dunia dan luka,” kata Agus.
Korban meninggal dunia karena terkena tembakan di wajahnya yang diduga berasal dari senjata rakitan.