"Kita punya 100 juta penduduk potensial untuk kader bela negara. Bayangkan jika 100 juta warga RI punya kepribadian bela negara, maka sama dengan mempunyai 100 juta tentara," ujarnya.
Kader pembina bela negara diambil dari unsur pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
"Jadi nanti para pemerintah daerah akan kerjasama dengan kodam atau kodim setempat. Yang terpenting adalah bagaimana menyamakan otak warga negara untuk mencintai negara," kata dia.
Mantan Panglima TNI Jenderal (purnawirawan) Moeldoko menilai program tersebut tepat karena bertujuan untuk membangun dan membentuk kecintaan terhadap bangsa.
"Untuk menuju persiapan komponen cadangan dan komponen pendukung, diperlukan kesiapan upaya pembangunan kesadaran bela negara kepada rakyat Indonesia. Itu sudah tepat," ujar Moeldoko di DPR.
Moeldoko menjelaskan bela negara merupakan wujud rasa tanggungjawab masyarakat terhadap bangsa. Bela negara tidak selalu diidentikan dengan persenjataan.
"Yang dimaksud bela negara bukan memegang senjata, tetapi jiwanya. Bagaimana rasa memiliki negara, disiplin, dan bertanggung jawab. Itu sebaiknya memang dari awal diberikan ke anak- anak kita," kata Moeldoko
Moeldoko mengatakan tiga bentuk dalam mempertahankan sistem pertahanan bangsa.
"Sistem pertahanan negara ada tiga yakni, komponen TNI, komponen Cadangan dan komponen pendukung," katanya.
Moeldoko menekankan nilai- nilai kebangsaan yang mulai luntur harus segera dikuatkan kembali.