Obama Akui Gagal Atasi ISIS di Suriah

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 12 Oktober 2015 | 14:46 WIB
Obama Akui Gagal Atasi ISIS di Suriah
Barack Obama. (Reuters/Kevin Lamarque)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui bahwa upayanya membantu mengatasi krisis Suriah sejauh ini telah gagal. Namun, orang nomor satu di AS itu bersikeras bahwa strategi perangnya di Suriah sudah tepat.

"Saya tidak pernah mengatakan bahwa hal itu akan selesai dalam waktu satu tahun," kata Obama dalam sebuah wawancara televisi.

"Suriah adalah masalah sulit bagi seluruh komunitas dunia. Apa yang belum bisa kami lakukan sejauh ini - dan saya adalah yang pertama mengakuinya - adalah untuk mengubah dinamika di dalam negeri Suriah," sambung Obama.

Pada kesempatan itu, Obama juga menjawab pertanyaan seputar pengaruh Presiden Rusia Vladimir Putin di Timur Tengah. Obama juga berkomentar soal program pelatihan terhadap pemberontak Suriah untuk memerangi pasukan ISIS.

Seperti diberitakan sebelumnya, program senilai 501 juta Dolar AS tersebut dihentikan pemerintah AS pekan lalu. Sebuah laporan militer menyebutkan bahwa program pelatihan yang semula diperuntukkan bagi 5.000 pemberontak, nyatanya hanya dilakukan terhadap 50 orang. Kini, jumlah yang dilatih berkurang hanya menjadi sekitar empat atau lima pemberontak.

"Tak diragukan lagi bahwa (program pelatihan) itu tidak berhasil," kata Obama, yang mengaku skeptis dengan keberhasilan program tersebut sejak awal.

Baginya, melatih pemberontak Suriah untuk memerangi ISIS adalah pekerjaan sulit, selama rezim Presiden Bashar al-Assad masih berkuasa.

Obama juga menolak jika ada anggapan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menantang kepemimpinannya.

"Jika kita berpikir mengelola perokonomian dan mengirim tentara untuk mengembangkannya, satu-satunya yang harus kita miliki adalah kepemimpinan, maka kita memiliki definisi yang berbeda soal kepemimpinan," kata Obama, menyinggung langkah Putin mengirim pasukannya ke Ukraina.

"Definisi saya tentang kepemimpinan adalah memimpin kebijakan perubahan iklim... Definisi kepemimpinan bagi saya adalah mengajak komunitas dunia untuk memastikan agar Iran tidak memiliki senjata nuklir. Dan soal Timur Tengah, kami memiliki koalisi berkekuatan 60 negara yang tidak serta merta melakukan strategi yang dilakukan Rusia. Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa strategi (Rusia) tidak akan berhasil," pungkas Obama. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI