Sebelum Ada Kabut Asap, Penderita ISPA Sudah Banyak di Sumsel

Sabtu, 10 Oktober 2015 | 06:46 WIB
Sebelum Ada Kabut Asap, Penderita ISPA Sudah Banyak di Sumsel
Petugas Manggala Agni dan TNI memadamkan sisa api yang membakar perkebunan kelapa sawit di Sungai Aur, Muaro Jambi, Sabtu (12/9). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsin Sulawesi Selatan mencatat tidak semua penderita infeksi saluran pernapasan atau ISPA disebabkan oleh kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Jumlah ISPA sampai saat ini tercatat lebih dari 30 ribu orang.

"Ribuan penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang terdapat di provinsi ini tidak semuanya akibat asap, karena berdasarkan data Dinas Kesehatan penderita penyakit tersebut sudah cukup banyak sejak awal tahun sedangkan bencana kabut asap mulai terjadi pada 25 Agustus 2015," kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin di Palembang, Jumat (9/10/2015).

Dia memberikan penjelasan itu kepada Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan yang melakukan pemantauan perkembangan penanggulangan bencana kabut asap di Palembang.

Penderita ISPA pada kondisi udara di Kota Palembang dan beberapa daerah di Sumsel lainnya diselimuti kabut asap mengakibatkan peningkatan jumlah penderita penyakit tersebut.

Kabut asap yang akhir-akhir ini cukup pekat menyelimuti udara sejumlah daerah di Sumsel berpengaruh terhadap kualitas udara yang kini berada pada level berbahaya yang dapat memicu terjadinya penyakit ISPA dan gangguan kesehatan lainnya.

Untuk mencegah terus terjadinya peningkatan jumlah penderita penyakit ISPA dan penyakit lainnya yang diakibatkan oleh kualitas udara yang buruk, pihaknya berupaya semaksimal mungkin melakukan penanggulangan bencana kabut asap.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy mengatakan jumlah penderita penyakit ISPA sejak Januari hingga Oktober 2015 mencapai 32.860 orang. Penderita ISPA sudah cukup banyak sejak awal tahun ini, namun jumlahnya mengalami peningkatan yang cukup tinggi dalam dua bulan terakhir saat provinsi ini mengalami bencana kabut asap. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI