Suara.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait meyakini pembunuh ibu dan anak tersebut dilakukan oleh orang dekat atau orang yang pernah kenal.
"Tidak mungkin pelakunya orang jauh, pasti orang dekat. Bisa saja ada teror di situ, dari rekan bisnisnya atau siapa," kata Sirait dalam konferensi pers di Jalan Teuku Umar, Nomor 10 - 12, Menteng, Jakarta Pusat.
Ibu Dayu Priambarwati (45) dan anaknya, Yoel Immanuel (5), dibunuh di rumah mereka, Perumahan Aneka Elok, Blok A 13, Jalan Komarudin, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/10/2015). Istri dan anak pengusaha kusen tersebut menderita luka tusuk di bagian leher.
Untuk membantu polisi menyelidiki kasus pembunuhan tersebut, Arist berencana mengirim tim reaksi cepat Komnas PA.
Arist juga berharap kepada masyarakat sekitar tempat kejadian perkara aktif memberikan informasi untuk mengungkap siapa pelakunya.
"Ia anak umur lima tahun tidak tahu apa-apa kenapa dibantai, ibunya juga. Kami menuntut negara untuk tanggungjawab mengusut kasus ini," kata Sirait.
Anak pertama korban, Popy (19), mengatakan sebelum ibu dan adiknya dibunuh, ayahnya, Heno Pujoleksono, sering diteror orang tak dikenal.
"Iya memang sering diteror, bahkan diancam hampir mau dibakar perusahaannya. Mungkin ada saingan, yang tidak suka juga pasti ada," ujar Popy di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Rumah itu memang ditempati ibu dan dua adik Popy. Popy sendiri tinggal di Jawa Timur lantaran masih kuliah di sebuah universitas di Malang.
Popy bercerita pada saat kejadian, di rumah hanya ada ibunya dan Yoel, adik paling kecil. Sedangkan adiknya yang satu lagi yang duduk di SMA masih berada di sekolah.