Cerita Anak yang Ibu dan Adiknya Dibantai di Cakung

Jum'at, 09 Oktober 2015 | 16:49 WIB
Cerita Anak yang Ibu dan Adiknya Dibantai di Cakung
Ilustrasi jenazah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Popy (19) mengatakan sebelum ibu dan adik dibunuh pada Kamis (8/10/2015), ayahnya yang merupakan pengusaha kusen, Heno Pujoleksono, sering diteror orang tak dikenal. Ibu dan adik Popy yang menjadi korban pembunuhan bernama Dayu Priambarwati (45) dan Yoel Immanuel (5).

"Iya memang sering diteror, bahkan diancam hampir mau dibakar perusahaannya. Mungkin ada saingan, yang tidak suka juga pasti ada," ujar Popy di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (9/10/2015).

Pembunuhan terjadi di Perumahan Aneka Elok, Blok A 13, Jalan Komarudin, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Rumah itu memang ditempati ibu dan dua adik Popy. Popy sendiri tinggal di Jawa Timur lantaran masih kuliah di sebuah universitas di Malang.

Popy bercerita pada saat kejadian, di rumah hanya ada ibunya dan Yoel, adik paling kecil. Sedangkan adiknya yang satu lagi yang duduk di SMA masih berada di sekolah.

"Mama nggak pernah cerita kalau ada yang tidak suka atau bertengkar dengan siapa. Tidak begitu tahu juga gimana kondisinya karena selama ini mama tidak pernah cerita apa-apa," Popy menambahkan.

Saksi bernama Agung (22) mengungkapkan sebelum ibu dan anak ditemukan meninggal dunia, dia melihat seorang perempuan datang ke rumah korban.

Tak lama kemudian, perempuan tersebut ke luar dari rumah. Sekitar lima belas menit kemudian, Agung melihat seorang lelaki datang dan masuk ke dalam rumah korban.

"Seorang pria memakai jaket hitam, helm hitam dan memakai masker masuk ke rumah korban pada pukul 14.30 WIB," kata Agung di sekitar tempat kejadian perkara, Jumat (9/10/2015).

Agung menambahkan lelaki misterius tersebut masuk ke dalam rumah tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu, seperti kebanyakan tamu korban.

Agung ingat, lelaki tersebut datang mengendarai sepeda motor Honda Scoopy.

Sampai saat ini belum ketahuan siapa lelaki tersebut. Polisi juga belum bisa mengungkap motif kasus pembunuhan.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian memastikan motif kasus tersebut bukan kekerasan seksual. Hal ini diketahui dari hasil olah tempat kejadian perkara.

"Kalau masalah seksual, karena korbannya ibu dan anak, seksual juga tidak ada karena pakaian masih lengkap semua," kata Tito di Mapolda Metro Jaya.

Kapolda Metro belum dapat memastikan apakah motif pembunuhan ibu dan anak tersebut karena balas dendam.

"Sehingga paling mungkin motif lain, motif lain kita dalami melalui keluarga, salah satunya masalah kemarahan dan dendam," katanya.

Tito mengaku sudah mempunyai dugaan kuat yang melatari kasus pembantaian tersebut, namun dia tak mau menyebutkannya sekarang.

"Ada motif yang bagus, tapi kita tidak bisa ungkapkan karena ini untuk penyelidikan," katanya.

Apakah kasus tersebut berlatarbelakang perampokan, Tito mengatakan kecil kemungkinan mengarah ke sana.

"Kalau kita lihat TKP, perampokan itu kecil sekali, kalau kita lihat barang-barang yang hilang.

Tito mengatakan saat ini penyidik masih memeriksa para saksi di sekitar tempat kejadian perkara.

"Saksi cukup banyak, hampir 10, dan suami korban diperiksa," kata dia. (Muhamad Ridwan)

REKOMENDASI

TERKINI