Suara.com - Perusahaan layanan ojek berbasis online, Ladyjek kini telah resmi beroprasi di Ibu Kota. Ladyjek yang mengusung slogan "Ojek Wanita untuk Wanita" hadir dengan keunikannya tersendiri karena hanya melayani pelanggan perempuan.
Riska Dwi Rindayani, salah seorang sopir Ladyjek mengaku didukung oleh orangtua untuk bergabung menjadi pengemudi ojek. Namun ada beberapa pesan untuk Riska dari orangtua.
"Orangtua juga men-support. Cuma nyaranin aja, kalau bisa untuk narik customer jangan terlalu malam kan bahaya juga. Dan dari kesehatan juga jangan terlalu larut malam (nariknya)," kata Riska ketika berbincang dengan suara.com setelah peluncuran Ladyjek, di Jalan Wijaya I/5C, Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (8/10/2015).
Selain menjadi sopir Ladyjek, Riska saat ini juga masih menempuh pendidikan semester II di Universitas Pamulang (Unpam). Dia menargetkan, sehari untuk mengangkut penumpang hanya sampai pukul 19.00 WIB.
"Dari diri saya sendiri sampai jam 7 sore. Ya kita merasa nyaman aja gabung di sini (Ladyjek), dan nggak mengganggu kuliah," jelasnya.
Keberadaan Ladyjak saat ini diklaim memberikan privasi bagi perempuan karena bikers dan penumpang sama-sama berjenis kelamin perempuan sehingga memberikan rasa aman dan nyaman.
Saat ini, Ladyjek baru memiliki sekitar 700-800 sopir ojek perempuan yang siap melayani penumpang perempuan di Ibu Kota.