Suara.com - Setelah terjadi kasus pembunuhan pelajar putri bernama Putri Nur Fauziah alias Eneng (9), para orangtua murid SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, dihantui ketakutan. Tak mau ambil resiko, mereka sekarang diantar dan dijemput tiap hari.
"Anak saya biasanya mah naik sepeda, tapi pas ada kasus Eneng, sekarang jadi saya jemput anak saya, takut soalnya," kata salah satu ibu rumah tangga, Nani (35), Kamis (8/10/2015).
Nani tinggal di daerah perbatasan Kalideres dan Daan Mogot, Jakarta Barat. Jaraknya lumayan jauh dari sekolah anaknya.
"Karena rumah saya di warung gantung perbatasan Daan Mogot sama Kalideres. Jadi kalau ngebiarin anak pulang sendiri jadi takut, apalagi pas Eneng meninggal," ujarnya
Nani mengatakan kalau pagi, suaminya yang mengantarkan anak ke sekolah.
"Kalau pagi anak saya dianter sama ayahnya, tapi pas pulang sekolah saya jemput si Putra, biar kata anak saya laki, tapi dia anak satu-satunya," katanya.
Sejumlah ibu rumah tangga yang ditemui Suara.com juga mengatakan hal yang sama. Mereka ngeri setelah kasus Putri terjadi.
Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. Pembunuhnya diduga seorang paedofil. (Nur Habibie)