Suara.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengungkapkan sampel DNA salah satu saksi memiliki indikasi kuat cocok dengan DNA yang ditemukan di jenazah Putri Nur Fauziah alias Eneng (9).
"Ada indikasi kecocokan 99 persen terhadap DNA salah satu saksi yang kami periksa," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Krishna mengatakan pengecekan tes DNA dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri. Duabelas indikator cocok dengan DNA salah satu saksi yang beberapa waktu lalu diperiksa penyidik.
"DNA ini ada 12 indikator dari Labfor Polri dari 12 indikator itu semuanya match dengan salah satu saksi kami periksa. Kami sudah swipe beberapa saksi," katanya.
Meski ada kecocokan, polisi tidak akan buru-buru mengambil kesimpulan. Untuk meyakinkan lagi, hasil DNA tersebut akan diuji ulang.
"Kami ingin menegaskan dengan pemeriksaan ulang di Labfor Polri sehingga didapat validasi akurat terhadap DNA labfor forensik. Untuk meyakinkan labfor kami akan kirimkan barbuk ke pihak lain, yakni DVI (Disaster Victim Identification) atau lembaga lain yang mampu melakukan pengecekan DNA dan muncul second opinion," katanya.
Mengenai siapa saksi yang DNA-nya 99 cocok dengan yang ditemukan di jenazah Putri, Krishna belum mau mengungkapnya.
BACA JUGA:
Bocah Dalam Kardus Berkali-kali Jadi Korban Nafsu Bejat Pelaku
"Terkait DNA itu belum mengonfrimasi saksi sebagai tersangka. Kami harus dapat rangkaian alat bukti lain yang punya kesesuaian peristiwa pidana. Peristiwa pidana ada dua, satu perbuatan cabul serta pembunuhan. Dua peristiwa pidana tersebut harus dicari dan didalami," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan DNA akan menjadi bukti yang sangat penting.
"Untuk kasus-kasus yang terutama berhubungan dengan masalah kekerasan seksual. Karena ada bagian DNA penting yang harus kita dapatkan dari tubuh korban. Selain barang yang ada di TKP," kata Tito di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Tito menduga motif pembunuhan Putri dilatari ketertarikan seksual pelaku terhadap anak-anak. Dugaan ini didasarkan dari hasil autopsi terhadap jenazah korban.
"Perkembangan kasus Kalideres, hasil autopsi diduga ada persetubuhan, persetubuhan itu dilakukan dengan cara kekerasan dan berakibat meninggal dunia," kata Tito.
Tito mengatakan orang yang punya ketertarikan seksual dengan anak-anak disebut paedofil.
"Dengan adanya persetubuhan ini, ini bagi kami sangat penting karena ini lebih mengarah kepada kejahatan seksual yaitu paedofil," katanya.
Tito mengatakan kalau saja tidak ditemukan tanda kekerasan seksual, mungkin pelakunya punya motif lain membunuh Putri.
"Kalau tidak ada persetubuhan mungkin ini motif lain, dendam atau lain-lain. Kita menganggap ini lebih mengarah pada kekerasan seksual yaitu paedofil," katanya.
Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. (Nur Habibie)
BACA JUGA:
Ibunda Bocah Dalam Kardus Pingsan Dipelukan Menteri Khofifah
Ini Profil Empat Lelaki Saksi Kasus Bocah Dalam Kardus
Kasus Bocah Dalam Kardus, Dugaan Kak Seto Sangat Mengerikan
Kapolda: Pembunuh Bocah Dalam Kardus Mengarah ke Seorang Paedofil