PM Malaysia Surati Jokowi Terkait Kabut Asap

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 08 Oktober 2015 | 09:50 WIB
PM Malaysia Surati Jokowi Terkait Kabut Asap
Kabut asap. (Antara/Rony Muharrman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak menyurati Presiden Joko Widodo untuk menyuarakan kekhawatiran Malaysia terkait kabut asap yang melanda negara ini.

"Perdana Menteri juga mendesak agar tindakan pemadaman kebakaran di Indonesia dapat ditingkatkan supaya masalah kabut asap ini dapat segera dihentikan," kata Menteri Sumber Alam dan Lingkungan Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar seperti dikutip Harian Metro, Kamis (8/10/2015).

Ia mengatakan status kualitas udara secara keseluruhan sudah membaik. Meski demikian, kabut asap lintas batas dari Sumatera dan Kalimantan mempengaruhi kualitas udara setempat dengan sebagian besar kawasan berada pada tahap sederhana.

"Dengan berakhirnya badai tropis Mujigae di utara Vietnam, kawasan serantau negara kita diperkirakan menerima tiupan angin lemah dari berbagai penjuru untuk tempo hingga 12 Oktober," katanya.

Corak tiupan angin berbagai arah ini akan menyebabkan keadaan cuaca menjadi lebih lembab dengan hujan di kawasan pantai barat Semenanjung, sehingga dapat meredakan keadaan kabut asap.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan bantuan negara tetangga jika masalah kabut asap berlanjut hingga tiga minggu ke depan.

Sejauh ini, Indonesia menilai masih mampu menyelesaikan masalah itu sendiri dan jika bantuan negara tetangga diperlukan, hal itu akan diselaraskan melalui sekretariat ASEAN, kata Herman seperti dikutip Bernama.

"Indonesia hendak berusaha sendiri terlebih dulu, pastinya kalau kita tunggu dua atau tiga minggu lagi tidak selesai (masalah kabut asap), saya kira tentu kita akan koordinasikan bantuan (dari negara jiran) melalui ASEAN," katanya.

Baru-baru ini, Singapura menyatakan keinginannya untuk membantu Indonesia mengatasi masalah kabut asap, namun tawaran itu ditolak pemerintah Indonesia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI