Suara.com - Misteri pembunuhan Putri Nur Fauziah alias Eneng (9) belum terungkap. Polisi masih menelusurinya.
Polisi telah memeriksa empat saksi yang tinggal di sekitar tempat kejadian perkara.
"Empat orang itu Agus (42), Asmuni Pelor (43), Roni (42), sama Roso (33), mereka dibawa ke Polsek Kalideres Selasa (6/10/2015) malam, terus polisi ambil air liur mereka buat dites DNA-nya," kata tetangga rumah mendiang Putri, Ahyar (43), saat ditemui Suara.com di Kampung Rawa Lele, RT 6/7 Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (7/10/2015).
Ahyar mengatakan saksi bernama Agus Pea adalah lelaki yang sudah ditinggal anak dan istri, Asmuni Pelor ialah lelaki yang kurang waras, Roni adalah seorang duda, dan Roso adalah seorang yang masih jomblo.
"Semua orang yang dites DNA-nya itu jomblo semua mas," ujarnya.
Saksi bernama Roni mengaku kesal karena dibawa ke kantor polisi.
"Berarti bapak polisi nuduh saya dong," kata Roni.
BACA JUGA:
Bentuk Geng, Tersangka Pencabulan Ajari Bocah Isap Ganja
Setelah diperiksa, Roni mengaku diperbolehkan pulang. Tetapi karena tidak punya uang untuk biaya pulang, waktu itu dia memberanikan diri minta uang kepada polisi.
"Saya minta uang aja sama polisi buat pulang ke rumah," ujarnya.
Polisi masih mendalami alat bukti dan keterangan saksi kasus pembunuhan Putri.
"Kita sudah melakukan semua tahapan. Dari hasil autopsi. Ada beberapa petunjuk- petunjuk yang sudah didapat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal di Mapolda.
Iqbal mengatakan penyidik, sekarang sudah mulai fokus ke arah pelakunya.
"Kita belum dapat menyebutkan siapa pelakunya. Tetapi tim sudah fokus," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menduga motif pembunuhan Putri dilatari ketertarikan seksual pelaku terhadap anak-anak. Dugaan ini didasarkan dari hasil autopsi terhadap jenazah korban.
"Perkembangan kasus Kalideres, hasil autopsi diduga ada persetubuhan, persetubuhan itu dilakukan dengan cara kekerasan dan berakibat meninggal dunia," kata Tito.
Tito mengatakan orang yang punya ketertarikan seksual dengan anak-anak disebut paedofil.
"Dengan adanya persetubuhan ini, ini bagi kami sangat penting karena ini lebih mengarah kepada kejahatan seksual yaitu paedofil," katanya.
Tito mengatakan kalau saja tidak ditemukan tanda kekerasan seksual, mungkin pelakunya punya motif lain membunuh Putri.
"Kalau tidak ada persetubuhan mungkin ini motif lain, dendam atau lain-lain. Kita menganggap ini lebih mengarah pada kekerasan seksual yaitu paedofil," katanya.
Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. (Nur Habibie)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Mensos: Pelaku Kekerasan Anak Harus Dihukum Berat!
Istri Menolak Beri Jatah Indehoi, Kakek Ini Lapor Polisi