Ibunda Bocah Dalam Kardus Pingsan Dipelukan Menteri Khofifah

Siswanto Suara.Com
Kamis, 08 Oktober 2015 | 06:53 WIB
Ibunda Bocah Dalam Kardus Pingsan Dipelukan Menteri Khofifah
Ibunda Putri Nur Fauziah, Ida Farida, pingsan dipelukan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa [suara.com/Nur Habibie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah tahlinan di rumah duka, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (7/10/2015) malam, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan santunan kematian kepada ibunda mendiang Putri Nur Fauziah (9), Ida Farida (33).

Bantuan yang diberikan pemerintah kepada Ida sebesar Rp15 juta.

Setelah menerima bantuan, tiba-tiba Ida pingsan di pelukan Menteri Khofifah.

Menteri Khofifah dibantu warga lainnya kemudian berusaha menyadarkan single parent itu.

Kejadian tersebut menjadi perhatian semua orang di rumah duka.

Usai peristiwa tersebut, Menteri Khofifah mengatakan perlindungan pada anak-anak harus dimaksimalkan agar kasus Putri tak terjadi pada anak lain.

"Ini adalah rentetan dari proses koreksi kita bersama pemerintah dan elemen masyarakat yang ada," kata Khofifah.

Saat ini, kata Khofifah, Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri akan menggerakkan satgas perlindungan anak sampai ke tingkat RT/RW.

"Supaya setiap RT disiapkan satgas peduli sosial 5 sampai 10 orang, ini dari bulan Mei lalu. Mudah-mudahan surat edaran dari Kemendagri segera di-follow up, biar RT-RT bisa menyiapkan satgas lima sampai 10 orang," ujarnya.

Polisi masih mendalami alat bukti dan keterangan saksi kasus pembunuhan Putri.

"Kita sudah melakukan semua tahapan. Dari hasil autopsi. Ada beberapa petunjuk- petunjuk yang sudah didapat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal di Mapolda.

Iqbal mengatakan penyidik, sekarang sudah mulai fokus ke arah pelakunya.

"Kita belum dapat menyebutkan siapa pelakunya. Tetapi tim sudah fokus," katanya.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menduga motif pembunuhan Putri dilatari ketertarikan seksual pelaku terhadap anak-anak. Dugaan ini didasarkan dari hasil autopsi terhadap jenazah korban.

"Perkembangan kasus Kalideres, hasil autopsi diduga ada persetubuhan, persetubuhan itu dilakukan dengan cara kekerasan dan berakibat meninggal dunia," kata Tito.

Tito mengatakan orang yang punya ketertarikan seksual dengan anak-anak disebut paedofil.

"Dengan adanya persetubuhan ini, ini bagi kami sangat penting karena ini lebih mengarah kepada kejahatan seksual yaitu paedofil," katanya.

Tito mengatakan kalau saja tidak ditemukan tanda kekerasan seksual, mungkin pelakunya punya motif lain membunuh Putri.

"Kalau tidak ada persetubuhan mungkin ini motif lain, dendam atau lain-lain. Kita menganggap ini lebih mengarah pada kekerasan seksual yaitu paedofil," katanya.

Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. (Nur Habibie)

REKOMENDASI

TERKINI