Janggal, Opsi Usulan Presiden Rusia untuk Perangi ISIS di Suriah

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 07 Oktober 2015 | 20:13 WIB
Janggal, Opsi Usulan Presiden Rusia untuk Perangi ISIS di Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, hari Rabu (7/10/2015), mengatakan bahwa Presiden Prancis Francois Hollande, mengusulkan sebuah ide untuk mempersatukan tentara Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan kelompok pemberontak Free Syrian Army, guna memerangi ISIS.

"Presiden Prancis, Tuan (Francois) Hollande, mengusulkan ide yang menarik, di mana apabila memungkinkan, menurut pendapatnya, mencoba mempersatukan pasukan pemerintahan Presiden Suriah dan pemberontak Free Syrian Army," kata Putin.

Ide yang disapaikan Putin ditolak mentah-mentah oleh seorang komandan pemberontak. Menurut sang komandan, adalah hal yang tak logis untuk menggabungkan pasukan Free Syrian Army (FSA) dengan pemerintah Suriah guna memerangi ISIS. Pasalnya, selama ini, kedua belah pihak saling berseberangan dan berperang, bahkan sebelum ISIS memproklamirkan kekuasaannya atas sebagian wilayah Suriah.

"Sebelum kami memerangi ISIS dengan tentara pemerintah Suriah, pihak yang membawa ISIS ke Suriah - yakni rezim Assad - harus dimintai pertanggung jawaban," kata seorang komandan FSA, Bashar al-Zoubi.

Terkait pernyataan Putin itu, seorang sumber yang dekat dengan Presiden Prancis Francois Hollande, juga angkat bicara. Menurut sumber tersebut, Hollanda tak pernah mengusulkan opsi semacam itu.

"Presiden (Hollande) hanya bicara soal pentingnya kehadiran wakil pemberontak Suriah di meja perundingan, sementara sisanya bukanlah usulan dari Prancis," kata sumber tersebut.

Sementara itu, seperti dilansir Reuters, empat kapal perang Rusia di Laut Kaspia menembakkan 26 roket ke target-target ISIS di Suriah, demikian disampaikan Presiden Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam sebuah konferensi pers bersama di televisi, hari Rabu (7/10/2015).

Sebelumnya, Rusia sudah lebih dahulu melancarkan serangan udaranya di Suriah untuk menghancurkan ISIS. Namun, AS dan sekutunya mengklaim, Rusia juga menggempur kelompok pemberontak lain yang melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Negara-negara Barat, Arab, dan Turki juga melakukan serangan terhadap ISIS. Tetapi, mereka juga menginginkan agar Assad lengser dari tampuk pimpinan Suriah.

Di sisi lain, Rusia menginginkan agar dunia internasional tetap menghormati pemerintahan Assad sebagai pemerintahan Suriah yang sah. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, masih terlalu dini untuk membicarakan hasil akhir dari operasi militer Rusia di Suriah. Putin meminta Menhan Sergei Shoigu untuk memulai kerja sama dengan AS, Turki, Arab Saudi, Iran, dan Irak dalam operasi di Suriah. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI