Ini Doa PKS untuk Bocah Dalam Kardus dan Pembunuhnya

Siswanto Suara.Com
Rabu, 07 Oktober 2015 | 10:33 WIB
Ini Doa PKS untuk Bocah Dalam Kardus dan Pembunuhnya
Murid-murid SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, mendoakan rekan mereka, Putri Nur Fauziah (9), yang dibunuh [suara.com/Nur Habibie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP Partai Keadilan Sejahtera Wirianingsih melayat ke keluarga korban kekerasan anak, Putri Nur Fauziah (9), di Kelurahan Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat.

Anggota DPR periode 2009-2014 tersebut mengatakan partainya mendesak pemerintah menegakkan hukum seadil-adilnya kepada pelaku kekerasan terhadap Putri.

"Saya turut berduka cita atas kejadian yang menimpa putri bapak (Asep). Semoga almarhumah diampuni segala dosanya dan pelaku kekerasan terhadapnya dapat segera ditindaklanjuti oleh penegak hukum," kata Wirianingsih kepada ayahanda almarhumah, Asep Syaefulloh dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Rabu (7/10/2015).

Wirianingsih juga memberikan dukungan kepada Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Niam Sholeh yang mendampingi keluarga korban.

Wirianingsih mendukung langkah KPAI yang melakukan pendampingan psikis, khususnya bagi ibunda korban.

"Secara medis dan psikis, ibunda terlihat masih terpukul atas kejadian ini. Kehadiran KPAI penting untuk menjaga kesehatan beliau," tutur Pengurus Badan Musyawarah Organisasi Islam yang berpusat di Masjid Istiqlal, Jakarta.

PKS, kata Wirianingsih, siap mendukung langkah KPAI menggerakkan kembali Satuan Tugas Perlindungan Anak mulai dari tingkat RT/RW.

"Harus ada pencanangan kembali gerakan perlindungan anak nasional perlindungan, mulai dari menteri, gubernur, sampai camat. Presiden yang harus instruksikan," kata Wirianingsih.

Dalam kesempatan itu, pemerhati Anak Seto Mulyadi menilai Revolusi Mental yang digaungkan pemerintah harus mampu mengubah semua hal yang melanggar etika dan hukum.

"Termasuk mendirikan satgas untuk melaporkan pengaduan anak. Harus ada lembaga resmi yang fokus kepada anak, tidak bercampur dengan perempuan. Agar persoalan anak tidak melulu menjadi klaim antara ibu dan ayahnya," ujar Kak Seto.

REKOMENDASI

TERKINI