Kualitas Udara di Palembang Sudah Pada Level Berbahaya

Laban Laisila Suara.Com
Rabu, 07 Oktober 2015 | 07:49 WIB
Kualitas Udara di Palembang Sudah Pada Level Berbahaya
Kabut asap mengganggu jarak pandang di sebagian kota besar di Indonesia. (Antara/Rony Muharrman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara di Kota Palembang mencapai 894 mikrogram/m3 atau pada level berbahaya bagi kesehatan manusia akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan dari sejumlah daerah dalam Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan rekaman alat pemantau partikular meter PM 10 di Stasiun Klimatologi Kenten Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel, Selasa (6/10/2015), kualitas udara di Palembang sudah berada di atas ambang berbahaya 350 mikrogram/m3, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama di Palembang.

Indra Purnama mengatakan, bahwa kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten, Sumsel, terus terjadi sehingga menimbulkan kabut asap yang pekat dan mengakibatkan kualitas udara beberapa hari terakhir berada di atas ambang baku mutu dan level berbahaya.

Dia menjelaskan kategori kualitas udara 0--50 mikrogram/m3 baik, kemudian pada level 50--150 mikrogram/m3 sedang, 150--250 mikrogram/m3 tidak sehat, 250--350 mikrogram/m3 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikrogram/m3 berbahaya.

Melihat kondisi kualitas udara di Kota Palembang berada pada level berbahaya, Indra mengimbau masyarakat di Bumi Srwijaya itu agar mengurangi aktivitas di luar rumah/ruangan dan menggunakan masker agar mencegah terhirup udara kotor yang berasap dan terdapat abu sisa kebakaran hutan dan lahan secara langsung.

Dengan melakukan berbagai tindakan antisipasi itu, dia berharap masyarakat dapat terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit lainnya akibat kualitas udara yang buruk sekarang ini.

Sebelumnya, Kepala Puskesmas Merdeka Palembang dr. Desty Alsen mengatakan bahwa hingga Oktober ini terdapat ribuan warga kota ini terserang penyakit ISPA karena tidak kuat menghirup udara yang tercemar polusi asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Dalam dua bulan terakhir, pihaknya telah melayani ribuan warga yang mengeluhkan mengalami gangguan penyakit ISPA dan batuk akibat alergi asap.

"Dalam dua bulan terakhir, setiap hari lebih dari 20 orang yang berobat di puskesmas ini mengeluhkan gangguan pada saluran pernapasannya dan batuk-batuk. Oleh karena itu, diimbau kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan," kata dr. Desty. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI