Bisa Jadi Pembunuh Biadab Putri "Bocah Dalam Kardus" Orang Dekat

Selasa, 06 Oktober 2015 | 14:39 WIB
Bisa Jadi Pembunuh Biadab Putri "Bocah Dalam Kardus" Orang Dekat
Pemerhati Anak Seto Mulyadi didampingi Sekretaris Jenderal Komnas PA Erlinda dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan di rumah Putri Nur Fauziah [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan tak menutup kemungkinan pembunuh Putri Nur Fauziah‎ (9) adalah orang dekat atau orang yang sudah dikenal korban. Hal ini didasarkan dari pengalaman-pengalaman Kak Seto dalam kasus serupa.

"Salah satu yang patut diwaspadai, pelaku-pelaku kekerasan seksual terhadap anak, pertama adalah biasanya orang dekat yang sudah dikenal oleh sang anak sehingga anak mau, kecuali kalau dengan cara paksaan," kata Kak Seto di rumah Putri di Kampung Rawa Lele, RT 6/7, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (6/10/2015).

Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. Ia dibunuh dan jenazahnya dimasukkan dalam kardus. Saat ditemukan, bagian kemaluan dan mulut Putri mengeluarkan darah. Tangannya diikat lakban, dia ditelanjangi.

Dalam kasus serupa, kata Kak Seto, yang patut dicurigai adalah orang yang mendekati anak dengan cara memperlakukannya dengan lemah lembut.

"Kemudian orang yang mungkin tampak begitu baik, begitu lembut, santun bukan berarti tidak boleh diwaspadai orang-orang itu. Model seperti saya yang mungkin baik dengan anak-anak dan sebagainya, semua orang tua bisa percaya begitu saja," ujarnya.

Oleh sebab itu, Kak Seto mengimbau semua orangtua menjadikan kasus ini sebagai pelajaran untuk melindungi anak dari potensi kekerasan dan pelecehan seksual.

"Jadi mohon betul-betul waspada terhadap orang-orang yang berada di sekitar putra-putri kita, karena memang sampai saat ini kasus-kasus besar yang sudah terungkap tidak ada penyelesaian yang tegas," kata Kak Seto. ‎"Bahkan beberapa pelaku dibebaskan. Hal itu membuka peluang lebih besar lagi terjadinya kekerasan seksual terhadap anak, karena tidak ada efek jera, dan menganggap hukuman yang diberikan kepada pelaku tidak cukup tajam. Dan kami mohon kontrol yang begitu kuat dengan media."

REKOMENDASI

TERKINI