Pelajaran untuk Guru di Kasus 'Mayat dalam Kardus' Putri

Selasa, 06 Oktober 2015 | 13:53 WIB
Pelajaran untuk Guru di Kasus 'Mayat dalam Kardus' Putri
Pemerhati Anak Seto Mulyadi didampingi Sekretaris Jenderal Komnas PA Erlinda dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan di rumah Putri Nur Fauziah [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus pembunuhan siswi Sekolah Dasar Negeri 05 Pagi, Jakarta Barat, Putri Nur Fauziah alias Eneng (9) membuat heboh. Pemberitaan terus berkembang karena cara membunuh yang sadis. Lalu apa pelajaran yang bisa dipetik?

Psikolog sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi mengatakan agar kasus serupa tak terulang, butuh perhatian dari guru. Guru harus memperhatikan anak didiknya di luar jam sekolah.

"Dan memastikan lagi anak-anak langsung pulang sekolah atau tidak?" kata lelaki yang bisa disapa Kak Seto itu saat mengunjungi SDN 05 Pagi di Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (6/10/2015).

Kak Seto ke sana untuk melakukan dialog oleh murid-murid yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Dia juga memberikan berbagai nasihat.

"Si Putri ternyata sebagai wakil kelas di kelasnya, dan dia juga akrab dengan Kiki ketua kelasnya," kata lelaki berkacamata itu.

Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB.

Putri dibunuh dan jenazahnya dimasukkan dalam kardus. Saat ditemukan, bagian kemaluan dan mulut mengeluarkan darah. Tangannya diikat lakban, dia ditelanjangi. (Nur Habibie)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI