Suara.com - Mendiang Putri Nur Fauziah alias Eneng (9) semasa hidupnya dikenal sebagai anak yang ramah dan santun dengan tetangga rumah di Kampung Rawa Lele, RT 6/7, Kalideres, Jakarta Barat.
"Anaknya baik, rajin dan mudah disuruh-suruh oleh tetangga. Setiap hari dia biasa bermain dengan anak-anak tetangga lainnya," kata Ketua RT 4, Misan, kepada Suara.com, di rumah duka, Selasa (6/10/2015).
Karena supel, warga pun senang dengan Putri.
Itu sebabnya ketika Putri ditemukan meninggal dunia dengan cara mengenaskan, warga kaget dan sedih.
Putri merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ibunda Eneng, Syaidah atau yang akrab disapa Ida, sampai siang ini masih shock.
"Ibu Syaidah masih shock. Ibu korban juga dikenal baik oleh warga di sini, dia sering bergaul dengan tetangga," katanya.
"Putri anaknya nggak manja, penurut, mandiri juga orangnya, putri juga anaknya sangat periang," kata ayah Putri, Asep Safullah (36), Senin (5/10/2015).
Asep sudah tiga tahun cerai dengan Ida. Ida adalah ibu kandung Putri. Sejak cerai, Asep tidak setiap hari mengunjungi Putri.
"Saya baru hari ini ke sini lagi (rumah Putri) terakhir saya ke sini pas tiga bulan lalu, tapi masih tetep komunikasi kita, lewat sekolah," ujarnya.
Putri merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB. Ia dibunuh dan jenazahnya dimasukkan dalam kardus. Saat ditemukan, bagian kemaluan dan mulut Eneng mengeluarkan darah. Tangannya diikat lakban, dia ditelanjangi.