Suara.com - Putri Presiden kedua Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mempertanyakan penting tidaknya negara meminta maaf kepada Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno.
Komentar tersebut dilontarkan Titiek menanggapi adanya dorongan Fraksi PDI Perjuangan MPR untuk mendesak pemerintah meminta maaf terhadap Soekarno dan keluarganya lantaran TAP MPRS XXXIII/1967 telah dicabut.
"Kenapa harus minta maaf kepada Presiden Sukarno, kan kita tidak pernah menjelekkan Presiden Sukarno," kata Titiek di DPR, Jakarta, Senin (5/10/2015)
Dia menerangkan, pada masa ayahnya menjadi pemimpin, upaya penghargaan terhadap Sukarno sudah diabadikan lewat Bandara. Selain itu, nama Sukarno bersama wakilnya, Muhammad Hatta, dijadikan sebagai proklamator bangsa ini.
"Sehingga seluruh orang di dunia ke indonesia, selalu melewati Sukarno-Hatta, itu penghargaan," ujar dia.
"Saya rasa kita menghargai Pak Karno dan Pak Hatta sebagai prokalamator, itu pengakuan itu kenapa minta maaf," tambah dia.
Menurutnya, setiap pemimpin mempunyai jasa masing-masing untuk bangsa dan negara. Karenanya, tidak perlu meributkan jasa baik atau tidak dari seorang pemimpin bangsa.
"Kalau ikut yang selalu bapak katakan. Mikul dhuwur mendem jero, kalau ada yang jelek, dipendem sedalam-dalamnya, kalau ada jasa ya diangkat," ujar Wakil Komisi IV DPR.
Keluarga Soeharto: Kenapa Harus Minta Maaf ke Sukarno?
Senin, 05 Oktober 2015 | 19:46 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Silsilah Alwin Jabarti Kiemas, Tersangka Judi Online Komdigi Masih Kerabat Megawati?
26 November 2024 | 16:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI