Pelaku Penembakan di Kampus Oregon Tewas Bunuh Diri

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 04 Oktober 2015 | 13:34 WIB
Pelaku Penembakan di Kampus Oregon Tewas Bunuh Diri
Chris Harper-Mercer dalam sebuah foto dari laman MySpace. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lelaki bersenjata yang membunuh sembilan orang di kampus Umpqua Community College, Roseburg, Oregon, AS, hari Kamis, 1 Oktober silam ternyata melakukan bunuh diri setelah terlibat baku tembak dengan polisi yang datang ke TKP.

Sebelumnya, polisi menyebutkan bahwa si penembak yang berusia 26 tahun tertembak petugas kepolisian.

Sherrif Douglas County John Hanlin, dalam sebuah konferensi pers hari Sabtu (3/10/2015) mengatakan bahwa petugas otopsi jenazah memastikan si penembak, Christopher Harper-Mercer, melakukan bunuh diri.

Hanlin menjelaskan, dua petugas kepolisian Roseburg tiba di lokasi lima menit setelah kejadian. Keduanya melaporkan bahwa mereka terlibat baku tembak dengan pelaku lalu mengatakan si pelaku berhasil dilumpuhkan.

Hanlin juga menyebutkan, pihaknya menyita sebuah senjata lain dari apartemen pelaku. Dengan demikian, keseluruhan jumlah senjata yang disita berjumlah 14 pucuk, yakni 8 dari rumahnya, dan 6 pucuk lainnya yang ia bawa ke kampus.

Harper Mercer, si pelaku, diketahui identitasnya pada hari Jumat (2/10/2015). Harper tiba-tiba muncul ke sebuah kelas pada hari Kamis dan menembak seorang profesor dari jarak dekat, sebelum memilih korban lainnya dengan cara menyuruh mereka berdiri dan menyebutkan agama yang dianut.

Pihak berwajib hanya mengungkap serba sedikit soal motif pelaku. Mengutip dari sebuah sumber anonim, CNN menyebut bahwa pelaku meninggalkan pernyataan yang bernada kasar tentang warga kulit hitam. Namun, terkait hal tersebut, seorang juru bicara FBI menolak berkomentar.

Menurut pengakuan ibunda Cheyeanne Fitzgerald, gadis 16 tahun yang tertembak dalam serangan tersebut, putrinya menceritakan bahwa si pelaku memilih seorang siswa lelaki dan menyerahkan amplop kepadanya.

"Ia menyuruh beberapa orang ke tengah ruangan dan berbaring," kata ibunda Cheyeanne, Bonnie Schaan, berbicara saat menunggui putrinya di rumah sakit usai menjalani operasi pengangkatan ginjal.

"Si penembak memanggil lelaki itu, memberikannya amplop dan menyuruhmya ke sudut ruangan kelas karena jelas ia dijadikan sebagai orang yang akan menyampaikan ceritanya," lanjut Bonnie.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI