Bocah Dalam Kardus, Menteri Yohana Minta Staf Kumpulkan Info

Minggu, 04 Oktober 2015 | 13:24 WIB
Bocah Dalam Kardus, Menteri Yohana Minta Staf Kumpulkan Info
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise sudah mendengar kasus Putri Nur Fauziah, bocah perempuan berusia sembilan tahun yang ditemukan meninggal dalam kardus di Kampung Belakang, Jalan Sahabat, RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

"Saya baru dengar tadi pagi karena saya baru pulang dari New York mewakili dan mendampingi Pak Wapres (Jusuf Kalla) dalam menyampaikan statement nasional tentang gender quality, jadi saya belum tahu banyak," kata Yohana di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (4/10/2015).

Setelah mendengar kasus tersebut, Yohana menginstruksikan kepada staf khusus untuk mengumpulkan informasi.

"Saya sudah katakan kepada ajudan untuk meminta nomor HP-nya staf khusus saya untuk mengecek ini," kata Yohana.

Yohana mengatakan negara akan memberikan perhatian pada kasus kekerasan yang menimpa warga, khususnya kepada anak dan perempuan.

"Jadi pada saat ada kekerasan terjadi dimana, negara akan hadir di sana dan saya akan tetap dengan tim kita hadir di tempat itu," katanya.

Yohana berharap ke depan negara bisa menjawab permasalahan yang ada sehingga tidak terjadi lagi kasus kekerasan, terutama anak dan perempuan.

"Mudah mudahan kedepan kita bisa menjawab permasalahan yang ada terhadap kekerasan. Karena menurut analisa saya, kekerasan ini termasuk on go intradiction, tradisi yang dulu kita masih kecil suka dipukul orangtua sampai sekarang masih ada dan itu merupakan aib keluarga untuk melaporkan kemana-mana," katanya.

Di satu sisi, menurut dia, kesadaran masyarakat sekarang terhadap kasus kekerasan mulai meningkat.

"Dengan adanya undang-undang kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan anak. Sekarang masyarakat sudah mulai sadar melaporkan. Jadi apa yang dilihat kita harus apresiasi itu yang keluar di media itu bagian dari paradigma," katanya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti menduga Fauziah meninggal karena dicekik.

"Dugaan kematian korban karena cekikan pada leher," kata Krishna Murti.

Dugaan tersebut, kata Krishna, didasarkan pada hasil autopsi forensik Rumah Sakit Soekanto Polri Kramatjati, Jakarta Timur, yang dipimpin dokter Haris, pada Sabtu (9/4/2015) mulai 01.00 WIB hingga 02.00 WIB.

Tim dokter forensik, katanya, menemukan bekas kekerasan akibat benda tumpul pada bagian leher dan mulut Fauziah.

Korban disebutkan meninggal dunia 8 hingga 12 jam setelah makan atau sekitar pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB pada Jumat (2/10/2015).

Tim dokter juga memeriksa lubang anus dan kemaluan korban dalam kondisi rusak, serta terdapat cairan sperma dan kotoran yang telah dikirim ke bagian DNA (deoxyribose-nucleic acid) untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Namun, tim dokter tidak dapat mengambil cairan di dalam anus korban karena terdapat banyak kotoran.

Jenazah Fauziah ditemukan dalam kondisi tertelungkup di dalam kardus pada Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB.

Korban mengeluarkan darah pada bagian kemaluan dan mulut, serta tangan diikat dengan lakban, tanpa mengenakan pakaian, dan kardus diikat dari luar.

Penyidik kepolisian telah meminta keterangan sejumlah saksi termasuk orang tua korban yakni Asep Saepuloh dan Ida Fitriyani.

REKOMENDASI

TERKINI