Ibnu Chaldun Masuk Daftar Kampus Bodong, Mahasiswa Demo Dikti

Jum'at, 02 Oktober 2015 | 13:41 WIB
Ibnu Chaldun Masuk Daftar Kampus Bodong, Mahasiswa Demo Dikti
Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta Timur, unjuk rasa di depan kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jalan Sudirman, Pintu I, Senayan, Jakarta Selatan. [suara.com/Ummi Hadyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun, Rawamangun, Jakarta Timur, unjuk rasa di depan kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jalan Sudirman, Pintu I, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat ( 2/10/2015). Mereka menuntut pertanggungjawaban Dikti karena memasukkan kampus mereka ke dalam daftar kampus bodong dengan status non aktif di website Dikti.

"Kami minta klarifikasi kepada Dikti kenapa kampus kami terdaftar sebagai kampus bodong yang mengeluarkan ijazah palsu," ujar koordinator aksi Ahmad Zaky Latupono kepada Suara.com di lokasi.

Zaky menambahkan kampusnya yang berlokasi di Jalan Pemuda I, Kavling 97, telah menjalankan aktivitas perkuliahan sesuai dengan kaidah- kaidah dan aturan pendidikan yang berlaku.

"Jadi tidak ada hal yang dapat menutup izin kampus kami atau menonaktifkan," kata Zaky.

Selain itu, mereka  meminta Direktorat Jenderal Dikti menglarifikasi bahwa kampus Ibnu Chaldun bukan kampus bodong.

Menurut Zaky kasus ijazah bodong terjadi karena ada makelar atau penjual ijazah yang mencatut nama Ibnu Chaldun. Makelar tersebut, kata Zaky, di antaranya bernama Iqbal Salim dan Alfian Amura yang kini sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Polda Metro Jaya.

"Kami menuntut Dirjen Dikti mengaktifkan kembali status kampus Universitas Ibnu Chaldun," katanya.

Zaky dan rekan- rekannya menuntut Dirjen Dikti merealisasikan Surat Nomor: 8999/E.E2.3/KL/2014 tanggal 14 November 2014 supaya menutup segera kampus abal- abal yang mengatasnamakan Universitas Ibnu Chaldun di bawah Yayasan Pembina Universitas Ibnu Chaldun yang dibuat oleh Alfian Amura dan Iqbal Salim serta kawan-kawan.

"Ini sangat meresahkan dan merusak moral pendidikan Tanah Air dan mencemarkan nama baik kampus yang sudah berdiri sejak tahun 1956," katanya.

Ia menambahkan jika tak ada tindaklanjut dari Dikti, mahasiswa akan terus demonstrasi.

"Kami akan tuntut terus Dikti sampai tidak masalah lagi terkait kampus kami yang dinilai kampus bodong," katanya.

Menurut pengamatan Suara.com, mahasiswa berorasi di depan gedung. Selain berorasi, mereka juga mencoret- coret permukaan jalan di pintu gerbang kantor.

Sementara itu di dalam gedung, saat ini sedang berlangsung pertemuan antaran enam perwakilan mahasiswa Ibnu Chaldun dan Dikti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI