Suara.com - Kasus bunuh diri di Malaysia meningkat. Media setempat menyebut tren bunuh diri mengkhawatirkan. Tiap harinya rata-rata 2 warga Malaysia bunuh diri.
Angka tersebut didasarkan pada statistik bunuh diri nasional Malaysia pada 2008-2010 yang mencatat 1.100 kasus bunuh diri dilaporkan dalam tempo tiga tahun, dan lelaki lebih banyak membunuh diri dibandingkan wanita dengan nisbah 2 banding 1.
Ketua Pengarah Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan statistik tersebut hanya didasarkan pada kasus yang diotopsi dan angka sebenarnya kasus bunuh diri kemungkinan lebih tinggi. Di antara faktor penyebab bunuh diri adalah depresi, penyalahgunaan narkoba, masalah keuangan dan konflik hubungan seperti perceraian atau putus cinta.
"Cara bunuh diri yang semakin populer saat ini adalah dengan menggunakan gas karbon monoksida selain menggantung diri, terjun dari bangunan tinggi dan minum racun," katanya, Jumat (2/10/2015).
Berdasar data Pusat Informasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dalam periode 2010-2014 tercatat 338 kematian dilaporkan akibat perbuatan mencederakan diri, dengan jumlah lelaki lebih banyak dan umur antara 25 hingga 44 tahun.
Selain itu, katanya, Kajian Kesehatan dan Mobilitas Nasional pada 2011 menunjukkan persentase ide bunuh diri di kalangan masyarakat dewasa Malaysia adalah 1,7 persen, rencana bunuh diri 0,9 persen, dan cobaan bunuh diri 0,5 persen.
"Kajian tersebut juga menunjukkan, risiko tingkah laku bunuh diri lebih tinggi di kalangan mereka yang berumur 16 hingga 24 tahun yang terdiri atas golongan wanita keturunan India," katanya. (Antara)