Anggota DPR Desak Polisi Ungkap Pembunuhan Aktivis di Lumajang

Laban Laisila | Bagus Santosa
Anggota DPR Desak Polisi Ungkap Pembunuhan Aktivis di Lumajang
Ilustrasi pembunuhan. (Freedigitalphotos/Toa55)

Wakil Ketua Komisi III menduga pembunuhan aktvis di Lumajang terkait perizinan lahan.

Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Mulfachri Harahap mengatakan, ada yang tidak nyaman dengan Salim Kancil, aktivis dan juga petani, asal Lumajang. Akibatnya, Salim tewas di duga dibunuh oleh orang tidak dikenal di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Saya kira polisi wajib secepatnya mencari siapa aktor intelektual, ini karena eksekutor bukan aktornya utamanya. Karena ada di belakang yang tidak dengan nyamannya Kancil itu," ujar Mulfachri di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Menurutnya, masalah ini berawal dari perizinan lahan. Politisi PAN ini mengatakan, meminta aparat setempat harus menyelidiki proses perizinan itu.

"Kalau kita berhadapan dengan investor, biasanya penguasa berpihak kepada investor," ujar dia.

Baca Juga: Putin Khawatirkan Keselamatan Trump, Sebut Kampanye Pilpres AS Menjijikkan

Dia menambahkan, ini menjadi bukti karena kebebasan dan hak menyatakan pendapat bisa dikebiri oleh kepentingan tertentu.

"Ada kekuatan besar sesungguhnya ini, dan ini  harus diungkap, ini salah satu kejadian kayak gini kalau tidak cepat akan membuat kretifitas, dan perbedaan, di masyarakat ada akan mati secara perlahan-lahan," katanya.

Peristiwa penganiayaan dan pembunuhan tersebut terjadi pada, Sabtu pagi 26 September 2015. Petani yang tewas terbunuh yakni Salim Kancil.

Di mana menurut laporan, Salim dijemput oleh sejumlah preman yang disinyalir suruhan kepala desa dari rumahnya dan dibawa ke Kantor Desa Selok Awar-Awar.

‎Salim dianiaya secara beramai-ramai dengan kedua tangan terikat. Setelah meninggal, mayatnya dibuang di tepi jalan dekat areal perkebunan warga.

Baca Juga: Wapres Filipina Dituntut Ancaman Pembunuhan Presiden Marcos, Apa Motif Sebenarnya?

‎Sementara korban penganiayaan lainnya, Tosan, saat ini mengalami luka parah dan dalam kondisi kritis di rumah sakit di Malang. Dia juga dijemput paksa di rumahnya. Tosan dihajar beramai-ramai di dekat rumahnya sebelum diselamatkan warga dan dilarikan ke rumah sakit.

S‎alim Kancil dan Tosan, termasuk petani dari sekian banyak petani lainnya yang kukuh bertahan melakukan penolakan secara terbuka.