Suara.com - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat jasa logistik mengalami kerugian Rp5 miliar hingga Rp6 miliar perhari akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Sumatera.
"Kalau dari hitungan kami, wilayah Sumatera potensi kerugiannya Rp5 miliar-Rp6 miliar per hari," kata Ketua Umum ALFI Yukki N. Hanafi dalam diskusi 'Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Investasi' di Jakarta, Senin (28/9/2015).
Kerugian tersebut terjadi karena terhambatnya pengiriman barang baik melalui darat dan udara. Ini lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran yang melanda wilayah tersebut.
Namun masalah kebakaran hutan dan lahan hanyalah salah satu dari penyebab penurunan laju pertumbuhan industri logistik. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus terjadi belakang ini juga berdampak signifikan terhadap penurunan omzet di sektor logistik.
Pihaknya mencatat arus logistik turun hingga 32 persen dan telah terjadi sejak Mei-Juni lalu.
"Angkutan darat bahkan turun hingga 50 persen. Memang penurunan itu sudah terjadi sejak awal 2015, hanya terus menurun sampai 2015. Tadinya kami harap Lebaran kemarin akan membaik, tapi ternyata tidak," tambahnya.
Kondisi yang mengkhawatirkan itu, lanjut dia, juga merupakan imbas dari pelemahan pertumbuhan industri otomotif.
"Konstruksi, semen, juga banyak melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) sehingga otomatis kegiatan logistik juga menurun baik untuk domestik maupun ekspor impor," ujarnya. (Antara)