Riau Perpanjang Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan

Senin, 28 September 2015 | 16:02 WIB
Riau Perpanjang Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan
Petugas Manggala Agni dan TNI memadamkan sisa api yang membakar perkebunan kelapa sawit di Sungai Aur, Muaro Jambi, Sabtu (12/9). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 31 Oktober 2015 mendatang.

"Status siaga darurat Karhutla berakhir hingga 30 September nanti. Namun sebagai langkah antisipasi kita kembali perpanjang sejak 1 Oktober hingga 31 Oktober mendatang," kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin (28/9/2015).

Keputusan itu diambil setelah diskusi bersama Pelaksana tugas Gubernur Riau dan BMKG. Riau masih mengalami musim kering hingga Oktober mendatang.

"Data dari BMKG menyebutkan bahwa Riau masih mengalami musim kering hingga Oktober mendatang. Kemudian sejumlah daerah juga masih diselimuti kabut asap kiriman. Untuk itu kita sepakat memperpanjang status siaga darurat Karhutla," ujarnya.

Riau telah ditetapkan dalam status siaga darurat asap sejak 1 April hingga 31 Agustus 2015 lalu. Namun kemudian kembali diperpanjang menjadi 30 September 2015 mendatang.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan kondisi kebakaran di Riau sebenarnya sudah lebih bisa dikendalikan dibandingkan tahun 2014. Saat itu Riau dilanda kebakaran hebat sehingga berstatus darurat kebakaran.

Hanya saja, Pemprov Riau tak mau berspekulasi karena prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan potensi kebakaran masih berpeluang untuk meningkat.

"Kita tak mau spekulasi tentang hal ini karena forecast (prakiraan) dari BMKG ini masih berisiko (kebakaran). Lebih baik diperpanjang agar kita lebih bisa ambil tindakan secepatnya dan harus lebih baik lagi," katanya.

Andi juga berpesan agar upaya penanggulangan masalah kebakaran tidak boleh berhenti dari sekadar pemadaman kebakaran bisa. Sehingga perlu ada inovasi lain bagaimana membina masyarakat agar tak membakar dalam pengolahan lahan.

"Ada anggaran di dinas perkebunan yang apabila masyarakat perlu bimbingan untuk membuka lahan, semuanya sudah disiapkan. Pihak perusahaan yang tiap tahun konsesinya terbakar berulang-ulang juga harus lakukan inovasi dan memberikan hadiah bagi desa-desa di sekitarnya apabila bisa mencegah kebakaran," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI