Suara.com - Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, kabut asap yang mengepung Kalimantan dan Sumatera sulit untuk dihentikan, meski pihaknya telah menerjukan lebih dari dua ribu personel.
Hal tersebut lantaran, lahan yang terbakar rata-rata lahan gambut. Menurutnya, lahan gambut akan sulit dipadamkan, sebab kedalaman lahan tersebut bisa mencapai 8 meter.
"Karena di atasnya padam, di dalamnya kering, baranya masih di bawah. Begitu dipadamkan apinya, ada asap yang muncul. Ini yang menyebabkan kabut asap," kata Gatot saat ditemui perayaan HUT TNI ke 70 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (27/9/2015).
Selain itu, pihaknya menemukan kendala untuk melakukan hujan buatan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut, cuaca di wilayah tersebut dinilai kurang bersahabat dan tidak adanya awan. Hal inilah yang membuat para anggota TNI kesulitan untuk merekayasa cuaca.
"Kalau nggak ada awan, kita nggak bisa buat hujan buatan. makanya pemadaman kita lakukan lewat udara," terangnya lagi.
Selain melakukan pemadaman lewat udara, pihaknya mengaku akan menjalankan instruksi presiden untuk membangun kanal untuk pemadaman api dari bawah. Kana ini dibangun lantaran rekayasa cuaca tidak bisa dilakukan.
"Kita akan bangun kanal-kanal, ini sesuai arahan pak presiden. Kita bangun di Riau, Jambi, Kalimantan dan sekitarnya," ujar Gatot.