BMKG Ingatkan Ancaman Kebakaran saat Puncak Musim Panas

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 27 September 2015 | 03:21 WIB
BMKG Ingatkan Ancaman Kebakaran saat Puncak Musim Panas
Kemarau mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawahnya (Antara/Rudi Mulya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan agar masyarakat semakin waspada akan bencana kebakaran karena suhu panas mulai berangsur mencapai titik puncaknya pada pertengahan Oktober 2015.

"Suhu panas akan dirasakan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mencapai puncaknya pada 20 Oktober 2015 karena matahari akan lebih dekat dengan kita," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Teguh Prasetyo, Sabtu.

Menurut dia, pada hari tersebut suhu panas akan mencapai 34 sampai 35 derajat Celcius. Sementara, saat ini masih berkisar 33 derajat Celcius.

"Saat ini matahari masih di atas khatulistiwa sehingga masih normal panasnya. Tapi akan berangsur semakin panas," katanya.

Ia mengatakan, dengan kondisi seperti ini, hal yang perlu dikhawatirkan adalah bencana kebakaran baik itu kebakaran lahan maupun kebakaran hutan dan kebakaran rumah.

"Hati-hati dengan api, potensi kebakaran akan semakin tinggi," katanya.

Ancaman terjadinya bencana kebakaran ini, yang paling berpotensi salah satunya adalah wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Bahkan, beberapa hari lalu kembali terjadi kebakaran di daerah Srumbung, Kabupaten Magelang.

"Informasinya seperti itu, namun belum jelas, berapa luasan lahan yang kembali terbakar," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM Dhany Suryawan.

Menurut dia, potensi kebakaran hutan TNGM memang masih cukup tingg. Apalagi, berdasar pengukuran kelembabannya, memang di kawasan TNGM sangat kering.

"Saat-saat seperti ini memang sangat kering, sehingga mudah menyulut kebakaran hutan," katanya.

Ia mengatakan, adanya potensi ancaman tersebut, pihaknya tetap menyiagakan petugas di beberapa titik di kawasan TNGM, terutama wilayah Srumbung, yang memang sering terjadi kebakaran.

"Petugas kami masih tetap berjaga, belum ditarik. Selain itu juga sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Merapi tetap berjalan. Agar semakin masyarakat tersadar, menjaga hutan beserta ekosistemnya," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI