DPR Desak Arab Saudi Ungkap Identitas Korban Tragedi Mina

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 26 September 2015 | 04:15 WIB
DPR Desak Arab Saudi Ungkap Identitas Korban Tragedi Mina
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. [Suara.com/Tri Setyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Pengawas Haji DPR RI Fahri Hamzah mendesak Pemerintah Arab Saudi segera mengungkap indentitas semua korban meninggal maupun luka akibat tragedi Mina.

"Selayaknya Pemerintah Arab Saudi segera mengungkap identitas seluruh korban wafat (717 jamaah), nama, negara dan keterangan lain yang relevan," katanya kepada Antara di Jakarta, Jumat (25/9/2015) malam.

Pemerintah Arab Saudi juga perlu mendata segera jamaah yang terluka (863 jamaah) dan masih berada di rumah sakit atau di tempat penampungan lainnya.

"Pemerintah Indonesia harus segera berkordinasi dengan semua pihak dan bekerja secara proaktif untuk menjelaskan posisi dari 225 nama yang dikabarkan hilang," katanya.

Sebetulnya, kata Wakil Ketua DPR RI ini, tidak terlalu sulit untuk mengecek karena sejak awal database cukup lengkap untuk memantau kelompok dan pergerakan kelompok jamaah berdasarkan kloter, KBIH dan sebagainya.

"Maka dengan itu, kita berharap Pemerintah Indonesia secara maksimal menggunakan waktu dan fasilitas yang ada untuk mencari posisi sisa jamaah kita," katanya.

"Tentu kita berdoa dan berharap bahwa jamaah kita masih hidup dan berpindah konsentrasi tempat ibadah dan atau tempat tinggal sementara. Semoga tidak lagi terjadi penambahan jumlah korban meninggal dunia atau sakit," katanya.

Dia mengatakan, patut menjadi keprihatinan bersama karena akhirnya Pemerintah Indonesia mengungkapkan adanya total 225 jamaah haji Indonesia yang hilang atau belum teridentifikasi posisi mereka sejak tragedi Mina pada Kamis (24/9).

Mereka yang belum ditemukan tidak termasuk di dalamnya tiga yang sudah dipastikan wafat dan enam yang dirawat di rumah sakit.

Berita ini tentunya menambah terusik suasana dan ketenangan masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan.

Fakta ini tidak saja membuat Pemerintah Indonesia harus bertindak lebih cepat tetapi juga Pemerintah Arab Saudi harus lebih siap dan terbuka dalam mengendalikan dan mengomunikasikan manajemen jamaah sejak kedatangan sampai kepulangan khususnya di daerah rawan seperti Mina dan sekitarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI