"Kami terus memantau perkembangan jamaah yang menjadi korban," katanya.
Namun untuk korban cidera, Lukman mengatakan datanya sangat dinamis, sudah ada yang kembali ke kloter dan ada pula yang dirawat.
Sebagian besar jamaah yang meninggal pada peristiwa tersebut adalah orang tua berusia di atas 60 tahun dan perempuan, terutama dari wilayah Arab dan Afrika, termasuk Mesir.
Tersasar Sementara itu, pada hari pertama lempar jamrah 10 Zulhidjah (24/9) banyak jamaah tersasar di sekitar lokasi lontar jamrah di Jamarat.
Sebagian tidak yakin jalan menuju Maktab masing-masing meskipun petunjuk jalan menuju Moeasim dan King Fahd jelas. Selain itu, ada petugas di persimpangan.
Seorang jamaah dari Jepara, Sudaryatin mengaku tidak tahu jalan ke Maktab 14 tempat ia harus bermabit di Mina, sehingga ikut tim Media Center Haji yang juga akan menuju tenda Misi Haji Indonesia di Mina, yang tidak jauh dari terowongan Moeasim. (Antara)