Ketua Pusat Kajian Anti Pencucian Uang Yunus Husein mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (24/9/2015). Kedatangannya bukan untuk mengunjungi tahanan kasus korupsi terkait hari raya Idul Adha, lalu soal apa?
"Saya cuma ahli saja, mau diskusi dengan penyidik KPK tentang pencucian uang," kata mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Seperti diketahui, KPK saat ini menangani beberapa kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, di antaranya kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Tubagus Chaeri Wardhana (adik kandung mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah), dan Fuad Amin Imron.
Namun, Yunus Husein belum mengetahui dalam diskusi nanti, apakah akan membicarakan kasus-kasus tersebut atau tidak.
"Ya bisa iya, bisa nggak (tentang TPPU Nazaruddin)," katanya.
Terkait kasus TPPU terdakwa Nazaruddin dalam proyek wisma atlet dan pembangunan gedung serbaguna PON Riau yang belum selesai, kata Yunus, bisa saja hal itu karena keterbatasan waktu.
"KPK ada keterbatasan waktu untuk menyidik kasus dan kasusnya kan complicated, di situ juga ada banyak orang, jadi diselesaikan dulu korupsinya, nanti baru berikutnya mungkin dilihat kesulitannya ada nggak," katanya.
"Saya cuma ahli saja, mau diskusi dengan penyidik KPK tentang pencucian uang," kata mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Seperti diketahui, KPK saat ini menangani beberapa kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, di antaranya kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Tubagus Chaeri Wardhana (adik kandung mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah), dan Fuad Amin Imron.
Namun, Yunus Husein belum mengetahui dalam diskusi nanti, apakah akan membicarakan kasus-kasus tersebut atau tidak.
"Ya bisa iya, bisa nggak (tentang TPPU Nazaruddin)," katanya.
Terkait kasus TPPU terdakwa Nazaruddin dalam proyek wisma atlet dan pembangunan gedung serbaguna PON Riau yang belum selesai, kata Yunus, bisa saja hal itu karena keterbatasan waktu.
"KPK ada keterbatasan waktu untuk menyidik kasus dan kasusnya kan complicated, di situ juga ada banyak orang, jadi diselesaikan dulu korupsinya, nanti baru berikutnya mungkin dilihat kesulitannya ada nggak," katanya.