Suara.com - Pagi tadi, pengacara dan aktivis HAM Adnan Buyung Nasution berpulang di usia yang ke 81 tahun. Jenazah almarhum akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, besok, usai salat Idul Adha.
Apa kata para tokoh tentang Adnan Buyung?
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengaku sangat terinspirasi dari Adnan Buyung.
"Kebaikannya menjadi inspirasi," kata Airin di rumah duka Jalan Poncol Lestari 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).
Mantan finalis Puteri Indonesia tahun 1996 itu menilai sebagai penegak hukum, Adnan tidak kompromi dan sangat tegas.
"Sejak saya jadi wali kota sejak 2011. Orang yang sangat baik sangat tegas," kata dia.
Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan Adnan Buyung pantas dinobatkan menjadi pahlawan demokrasi.
"Tidak ada hal yang lebih penting bagi para pejuang demokrasi yang diwariskan bang Buyung adalah idealisme yang tak pernah luntur. Idealisme untuk membela orang banyak kepentingan," kata Yuddy di rumah duka.
"Apakah beliau secara formal pahlawan atau tidak di hati kami sebagai orang yang dekat dengan beliau. Beliau adalah pahlawan demokrasi," Yuddy menambahkan.
Yuddy mengagumi sosok Adnan. Dia mengenang Adnan saat menjabat Dewan Penasehat Presiden di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Beliau jadi salah satu dewan penasihat presiden. Beliau tetap kritis dan ketika beliau merasa tidak sejalan bertentangan dengan nurani idealismenya beliau juga tidak ragu keluar dari lingkaran kekuasaan. Menurut saya ini suatu sikap yang layak diteladani dan menginspirasi para pejuang demokrasi," katanya.
Dia mengaku pernah mendapat pesan dari Adnan Buyung agar terus menjaga idealisme.
"Jangan pernah kehilangan idealisme sampai titik darah penghabisan. Selama hayat masih dikandung badan idealisme harus tetap terjaga di mana kamu berada. Jadi satu-satunya tokoh yang tidak kenal usia dan selalu dipanggil abang ya Bang Buyung dan beliau sangat senang panggil bang Buyung," katanya.
Sejarawan Anhar Gonggong menilai Adnan Buyung sebagai seorang pengacara yang sangat berintegritas.
"Kalau orang sekarang butuh revolusi mental, tidak buat bang Buyung, justru kita harus mengikuti mentalnya, dalam semua situasi dan integritas dirinya," katanya di rumah duka.
Dia mengaku sudah mengenal lama Adnan Buyung. Perkenalan pertama terjadi pada tahun 1998,saat Buyung menjadi aktivis dan berorasi di Universitas Atmajaya.
"Waktu itu saya pembantu dekan di Atmajaya, akrab sejak awal reformasi, beliau berorasi di kalangan mahasiswa sebagai aktivis menyuarakan untuk reformasi," kata dia.