"Beliau jadi salah satu dewan penasihat presiden. Beliau tetap kritis dan ketika beliau merasa tidak sejalan bertentangan dengan nurani idealismenya beliau juga tidak ragu keluar dari lingkaran kekuasaan. Menurut saya ini suatu sikap yang layak diteladani dan menginspirasi para pejuang demokrasi," katanya.
Dia mengaku pernah mendapat pesan dari Adnan Buyung agar terus menjaga idealisme.
"Jangan pernah kehilangan idealisme sampai titik darah penghabisan. Selama hayat masih dikandung badan idealisme harus tetap terjaga di mana kamu berada. Jadi satu-satunya tokoh yang tidak kenal usia dan selalu dipanggil abang ya Bang Buyung dan beliau sangat senang panggil bang Buyung," katanya.
Sejarawan Anhar Gonggong menilai Adnan Buyung sebagai seorang pengacara yang sangat berintegritas.
"Kalau orang sekarang butuh revolusi mental, tidak buat bang Buyung, justru kita harus mengikuti mentalnya, dalam semua situasi dan integritas dirinya," katanya di rumah duka.
Dia mengaku sudah mengenal lama Adnan Buyung. Perkenalan pertama terjadi pada tahun 1998,saat Buyung menjadi aktivis dan berorasi di Universitas Atmajaya.
"Waktu itu saya pembantu dekan di Atmajaya, akrab sejak awal reformasi, beliau berorasi di kalangan mahasiswa sebagai aktivis menyuarakan untuk reformasi," kata dia.