Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan menunda pembelian alat utama sistem senjata jenis pesawat pada tahun anggaran 2016 dan duitnya dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur perbatasan, khususnya, Pulau Natuna.
"Yang penting saat ini menghadapi situasi yang memanas di Laut Cina Selatan," katanya di DPR, Senin (21/9/2015).
Dia mengatakan situasi hangat di wilayah Laut Cina Selatan yang tengah diperebutkan Amerika Serikat dan Cina, mesti membuat Indonesia meningkatkan alutsista di kawasan tersebut, salah satunya perbaikan landasan udara.
Landasan udara di Pulau Natuna yang ada saat ini, katanya, tidak bisa digunakan untuk pesawat tempur. Landasan hanya bisa dipakai pesawat angkut.
"Kita memang punya alutsista (di sana), seperti kapal dan pesawat namun yang penting adalah landasan (di Pulau Natuna)," ujarnya.
Selain itu, kata Menhan, diperlukan perkuatan prajurit di darat di Pulau Natuna. Kekuatan pengawasan udara, lewat drone untuk penginderaan jarak 50-60 kilometer juga perlu ditingkatkan.
"Yang sedang panas di situ (Natuna, Laut Cina Selatan), masak kita diam saja. Makannya kita jaga dong kedaulatan kita. Kita baik dengan Amerika Serikat dan Tiongkok, tapi yang masalah kan yang klaim pulau-pulau di situ," ujar dia.