Suara.com - Wahid Institute mengadakan perayaan hari perdamaian dunia di Balai Kota, Jakarta, Minggu (20/9/2015). Acara ini juga menggabungkan ratusan komunitas dengan tema #beranidamai yang menyuarakan perdamaian dengan cara yang kreatif.
Direktur Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan saat ini yang terpenting untuk menciptakan damai di Indonesia adalah dengan menganggap Indonesia adalah satu, tanpa membeda-bedakan agama, suku dan etnis.
"Kalau kita menganggap Indonesia satu, satu bangsa, satu nusa, maka tidak akan lagi ada konflik," kata Yenny di Balai Kota.
Anak kedua Presiden keempat Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu mengajak seluruh lapisan untuk menciptakan damai. Menurutnya, siapa pun boleh menjadi apapun. Namun tetap dalam perdamaian.
Dia juga menyindir elit bangsa saat ini yang bukannya menciptakan perdamaian, tapi malah membuat gaduh karena perbedaan dari perpolitikan nasional.
"Siapapun boleh menjadi apapun. Para elit bangsa kita janganlah gaduh, janganlah perbedaan itu kita besar-besarkan," ujar dia.
Selain itu, dia juga mengajak semua orang untuk menahan diri untuk menciptakan perdamaian. Caranya dengan tidak menjelekan orang lain atau melakukan bullying.
"Banyak terjadi bullying, menjelekan orang lain, dan menimbulkan konflik. Kita imbau untuk berhenti," ujar dia.
Dalam acara ini, disuguhkan hiburan dari beragam komunitas. Di antaranya, aksi barongsai, tari-tarian, dan aksi dari artis Agnes Monica, serta puncaknya adalah membacakan deklarasi perdamaian Indonesia.