Suara.com - Ratusan warga Kota Batam Kepulauan Riau mengikuti ibadah Salat Istisqa, berdoa meminta turun hujan. Ritual itu dipimpin ulama Habib Abdullah Assegaf di Masjid Agung Batam, Minggu (20/9/2015).
Warga dari penjuru Batam bersama Penjabat Gubernur Kepri Agung Mulyana dan mantan Gubernur Kepri Muhammad Sani khusyuk melafalkan doa-doa memohon turun datangnya hujan. Dalam sambutannya Penjabat Gubernur percaya jika salat yang dilakukan ratusan warga Batam mampu mendatangkan hujan.
"Hanya kepada Allah tempat meminta, bagaimana meminta kepada Allah, dengan berdoa," kata Agung Mulyana.
"Kemarau yang panjang menandakan manusia adalah makhluk yang lemah. Selayaknya dengan cara mendekatkan diri, kami serahkan kepada Tuhan," kata dia.
Selama dua bulan terakhir, Batam dan Tanjungpinang mengalami kekeringan, akibat curah hujan yang menurun. Tidak adanya hujan menyebabkan volume air di waduk-waduk di Pulau Batam menyusut, sehingga perusahaan air bersih terpaksa menyalurkan air secara bergilir.
"Kami mengalami kekeringan. Kami sudah dua bulan lebih mengalami kesulitan air, penyalurannya bergilir. Air juga susah di Tanjungpinang," kata Penjabat Gubernur.
Kekeringan yang melanda Batam sejak beberapa waktu sudah mulai mengganggu, karena distribusi air tidak lagi deras seperti biasa. Kota itu tidak memiliki mata air. Seluruh waduk di Batam merupakan tadah hujan, yang mengandalkan pada air hujan. Tanpa hujan, waduk tidak akan terisi air. (Antara)